BONDOWOSO, (WARTA ZONE) – Setelah hampir 18 tahun tak tersentuh, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur yang berkolaborasi dengan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) menyelenggarakan preservasi atau pelestarian aset bersejarah perkeretaapian yang terletak di wilayah Tamanan, Bondowoso.
Kegiatan preservasi ini didukung oleh PT KAI Daop IX Jember, Komunitas Railfans Daop 9 (KRD9), Komunitas Dead Rail Hunter (DRH), dan warga RT 21 RW 05 Desa Wonosuko Singal. Senin, 28 Maret 2022.
Acara preservasi ini dihadiri langsung oleh Kepala Seksi Prasarana Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Adjie Anggapermana, Ketua IRPS Ricky Dwi Agusti, dan Vice President (VP) PT KAI Daop IX Jember Broer Rizal.
Saat dikonformasi, Seksi Prasarana Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Adjie Anggapermana berterima kasih kepada warga Dusun Signal Desa Wonosuko Kecamatan Tamanan karena sudah mendukung kegiatan tersebut.
“Momen 125 tahun jalur KA Kalisat-Panarukan ini kami ingin jadikan hal yang memorable. Kami berterima kasih pula kepada warga setempat yang justru sangat mendukung kegiatan ini,” kata Adjie.
Selanjutnya seksi sarana prasarana itu juga menegaskan bahwa kegiatan ini juga bisa menjadi sarana nostalgia bagi masyarakat bahwa pernah ada kereta api yang melewati jalur tersebut.
“Bagi para saksi sejarah, hal ini dapat menjadi nostalgia tersendiri,” imbuhnya.
Tak hanya itu Adji juga menambahkan bahwa salah satu tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat bahwa di awal awal Indonesia merdeka kereta api merupakan hal yang modern di masanya.
“Mengedukasi bagi masyarakat bahwa di awal awal Indonesia merdeka sinyal sinyal kereta api sudah merupakan hal yang modern kala itu,” pungkasnya.
Sekedar informasi bahwa Jalur KA Kalisat-Panarukan dibuka pada 1 Oktober 1897 oleh perusahaan perkeretaapian Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS).
Pada awal berdirinya, jalur ini selain dipergunakan untuk penumpang, juga menjadi angkutan barang.
Jalur ini cukup unik karena terdapat beberapa persilangan dengan lori tebu, ditambah dengan semua stasiunnya menggunakan persinyalan tipe Krian, kecuali Stasiun Bondowoso dan Situbondo hingga menjelang akhir operasional di tahun 2004 silam. (*)
Comment