Nelayan Pulau Giliraja Mengaku Resah, Mesin Perahunya Banyak Hilang

0 Komentar
Reporter : Zainal Arifin
Foto: Jamhuri, nelayan Desa Banmaleng, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, saat mengecek perahunya. (Zainal Arifin/wartazone.com)

Foto: Jamhuri, nelayan Desa Banmaleng, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, saat mengecek perahunya. (Zainal Arifin/wartazone.com)

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Sejumlah nelayan di Dusun Bundajah, Desa Banmaleng, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, mengaku resah, karena mesin tempel yang digunakan untuk melaut raib dicuri orang.

Peristiwa hilangnya mesin tempel perahu di pelabuhan Dusun Bundajah terjadi pada Kamis dini hari, (9 Mei 2024).

Berdasarkan cerita nelayan, hilangnya mesin tempel sebagai alat untuk menangkap ikan itu bukan kali pertama, beberapa waktu lalu pun pernah terjadi hal serupa.

“Selama ini perahu disandarkan berjejer hingga puluhan unit. Tahun lalu juga pernah ada yang kehilangan mesin perahu,’’ kata Jamhuri, salah seorang nelayan setempat korban kehilangan.

Jamhuri mengungkapkan, tahun lalu yang dicuri juga mesin tempel. Padahal, kondisi pelabuhan juga ramai nelayan dan pemancing. Pelabuhan pun tak pernah sepi dari aktivitas warga.

‘’Malam itu juga ada orang memancing, atau nelayan yang bersiap melaut,’’ terangnya.

Ia menceritakan, Rabu malam sekira pukul 20.00 WIB, mesin perahunya masih ada, namun saat handak berangkat melaut mesin tempelnya sudah raib digondol maling.

“Kamis dini hari sekitar jam 02.00 saat saya mau berangkat mesin sudah tidak ada,” sebutnya.

Jamhuri menduga faktor ekonomi menjadi penyebab kasus pencurian tersebut. Pasalnya, harga jual satu unit mesin tempel bisa mencapai Rp1 juta lebih. Dia mencontohkan satu unit mesin merek Honda miliknya.

Kerugian ditaksir mencapai Rp2 juta lebih karena bukan hanya mesin yang diambil termasuk baling-balingnya juga raib.

“Mungkin kalau bekas dijual Rp1 juta masih laku,’’ terangnya.

Sejumlah nelayan setempat mengaku waswas kejadian serupa terulang. Masalahnya para nelayan merasa berat harus bolak balik bongkar pasang mesin tempel tersebut untuk dibawa pulang karena beratnya mencapai puluhan kilogram, sehingga memilih ditinggal di perahu.

Sementara beberapa titik di pelabuhan Dusun Bundajah cukup gelap pada malam hari karena memang penerangan khusus Pulau Giliraja cuma setengah malam.

“Penerangan pukul 00.00 sudah mati mas, sehingga aktivitas di sekitar pelabuhan tak terlihat. ‘’Bingung jaganya bagaimana, sehingga dibiarkan saja,’’ pungkasnya.

Koordinator Forum Nelayan Pelabuhan Dusun Bundajah, Desa Banmaleng, Kecamatan Giligenting Arif Dwi Putra, menyayangkan pencurian mesin tempel perahu nelayan setempat.

Menurut dia, pencurian peralatan melaut milik nelayan cukup mengganggu dan meresahkan nelayan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari mencari ikan menggunakan perahu.

Saat ini, Arif bersama sejumlah nelayan akan melaporkan peristiwa itu ke kepolisian, agar ada kepastian hukum atas hilangnya perahu tempel mereka.

“Kami akan laporkan ini, biar bisa diusut pencurinya, kami kasihan kepada para nelayan, tidak bisa bekerja karena alatnya dicuri orang,” tutur Arif. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment