PDI Perjuangan Jatim Rumuskan Ulang Arah Politik, Strategi Baru Berbasis Data untuk Jawab Tuntutan Publik

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah. (Ist/wartazone.com)

FOTO: Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah. (Ist/wartazone.com)

SURABAYA, (WARTA ZONE) – PDI Perjuangan Jawa Timur tengah melakukan penataan ulang strategi politiknya dengan menempatkan data dan aspirasi publik sebagai dasar pengambilan keputusan. Langkah ini disampaikan Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, MH. Said Abdullah, setelah menerima hasil kajian Red Talk yang menggambarkan dinamika kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.

Menurut Said, hasil kajian menunjukkan adanya pergeseran orientasi pemilih yang menuntut partai politik lebih responsif terhadap isu-isu nyata. Ia menekankan bahwa strategi politik saat ini tidak lagi cukup mengandalkan intuisi, melainkan harus berpijak pada fakta lapangan.

“Hasil Red Talk memberi gambaran jelas tentang arah keinginan rakyat. Strategi kami harus berbasis data dan kebutuhan publik, bukan sekadar naluri politik. Masyarakat ingin kepemimpinan yang dekat dan program yang dapat dirasakan,” ujarnya.

Kajian tersebut menunjukkan loyalitas pemilih PDI Perjuangan di Jawa Timur mencapai 88,2 persen, termasuk yang tertinggi secara nasional. Sebagian besar merupakan Gen X dan Baby Boomers yang mencapai 54,3 persen.

Namun demikian, komposisi pemilih muda (Gen Z dan Milenial) baru berada pada angka 35,7 persen. Said memandang situasi ini sebagai peluang besar sekaligus peringatan strategis bagi keberlanjutan elektoral partai.

“Pemilih senior memang setia, tetapi masa depan politik ada pada generasi muda. Regenerasi pemilih harus menjadi prioritas,” tegasnya.

Untuk menyesuaikan diri dengan perubahan peta politik, PDI Perjuangan Jatim merumuskan empat langkah utama:

1. Menguatkan Politik yang Menyentuh Ekonomi Harian

Partai akan mengarahkan kerja politik pada isu-isu yang paling dekat dengan masyarakat, seperti stabilitas harga pangan, penguatan UMKM, kesejahteraan petani kecil, dan perlindungan pekerja informal.

“Politik yang tidak menjawab kebutuhan dapur rakyat akan sulit diterima masyarakat,” kata Said.

2. Pendekatan Lintas Generasi

PDI Perjuangan Jatim menyiapkan pola pendekatan berbeda untuk loyalis, pemilih rasional, dan generasi muda. Pendidikan politik modern juga akan dikembangkan sebagai ruang pemberdayaan bagi kaum muda.

“Setiap generasi memiliki kebutuhan berbeda. Semua harus dirangkul,” ujarnya.

3. Memperkuat Unit Media sebagai Pusat Narasi Publik

Unit Media yang telah aktif selama 18 tahun akan dimaksimalkan sebagai pusat produksi konten digital, dokumentasi program kerakyatan, serta alat monitoring isu publik.

“Peran media internal harus menjadi mesin narasi yang kuat dan terukur,” tegasnya.

4. Meneguhkan Integritas sebagai Identitas Politik

Said menyoroti tingginya harapan publik terhadap integritas dan kedekatan pemimpin. PDI Perjuangan Jatim akan memperketat disiplin kader dan mengintegrasikan kerja legislatif serta eksekutif untuk memastikan program kerakyatan berjalan konsisten.

“Yang dibutuhkan rakyat adalah bukti, bukan sekadar janji,” ungkapnya.

Said menutup keterangannya dengan menegaskan bahwa PDI Perjuangan Jatim akan menjadikan hasil Red Talk sebagai dasar pembaruan internal untuk menghadapi tantangan politik ke depan, termasuk meningkatnya jumlah pemilih kritis dan transformasi digital.

“Fondasi kami kuat, tetapi tantangan zaman terus berubah. Dengan data dan aspirasi publik sebagai panduan, kami berkomitmen memperkuat keberpihakan kepada masyarakat,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment