Said Abdullah Maknai Natal sebagai Momentum Meneguhkan Welas Asih dan Persatuan Bangsa

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Ketua DPP PDI Perjuangan, MH Said Abdullah. (Ist/wartazone.com)

FOTO: Ketua DPP PDI Perjuangan, MH Said Abdullah. (Ist/wartazone.com)

JAKARTA, (WARTA ZONE) – Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan perayaan Natal 2025 sebagai momentum untuk meneguhkan sikap peduli, welas asih, serta semangat saling menyayangi antar sesama.

Ia menilai nilai kasih sebagaimana yang diteladankan Nabi Isa atau Yesus Kristus sangat relevan untuk menjawab tantangan kemanusiaan global sekaligus memperkuat harmoni antarumat beragama di Indonesia.

Dalam keterangan yang disampaikan pada Rabu (24/12/2025), Said menegaskan bahwa kisah kelahiran Nabi Isa yang lahir dalam kesederhanaan dari Siti Maryam menjadi pengingat kuat bahwa tidak ada manusia yang memiliki hak istimewa di hadapan Tuhan.

Ujian yang dialami Siti Maryam serta mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Isa, menurutnya, menunjukkan kebesaran Tuhan sekaligus menghadirkan dimensi kemanusiaan yang sangat kuat.

“Energi spiritual Nabi Isa sepenuhnya didedikasikan untuk membantu sesama, khususnya mereka yang menderita. Sikap peduli, welas asih, dan saling menyayangi inilah yang perlu terus kita rawat,” ujar Said.

Ia menjelaskan, mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Isa memiliki dua dimensi besar. Pertama, dimensi transendensi yang menegaskan kebesaran Tuhan. Kedua, dimensi antroposentris yang menekankan pemanfaatan kekuatan tersebut untuk membantu manusia yang sedang mengalami kesulitan dan cobaan hidup.

Di tengah situasi dunia yang saat ini dibayangi kemerosotan ekologis dan persaingan kekuasaan, Said menilai keteladanan Nabi Isa sangat relevan untuk meredakan ketegangan global. Ia menekankan, dunia akan menjadi lebih damai apabila umat beragama saling menyayangi serta tidak menjadikan perbedaan keyakinan sebagai pembatas.

“Perbedaan keyakinan tidak boleh menjadi dinding pemisah. Justru harus dimaknai sebagai keragaman agar kita bisa saling mengambil hikmah satu sama lain,” tegasnya.

Sebagai seorang muslim, Said juga mengajak umat Islam menumbuhkan semangat Islam kosmopolitan sebagaimana dicontohkan Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Menurutnya, Gus Dur menjadi teladan karena mampu membangun persahabatan dan kerja sama dengan berbagai pemeluk agama secara hangat, humanis, dan penuh penghormatan.

Melalui semangat tersebut, Said berharap Natal 2025 dapat menjadi jembatan untuk menjahit persatuan bangsa agar semakin utuh. Ia menegaskan pentingnya merawat makna kelahiran Nabi Isa sebagai pengingat bahwa manusia harus terus menghadirkan kasih, kepedulian, serta manfaat bagi kehidupan bersama.

“Kita perlu merawat kisah Natal sebagai pengingat agar kita dapat menjahit kebersamaan dan menjadi rahmat bagi kehidupan yang lebih luas,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment