JEMBER, (WARTA ZONE) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam DPC GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Jember, melakukan aksi unjuk rasa (unras) terkait penolakan adanya pertambangan dan tambak di wilayah Jember.
Para aktivis mahasiswa tersebut melakukan aksinya di Bundaran DPRD Jember, Kecamatan Sumbersari, Rabu (29/9/2021).
Dalam aksinya, Korlap Aksi Dyno Suryandoni mengatakan, penolakan tambang dan tambak karena sangat berpotensi merusak lingkungan. Sehingga bisa mengganggu kondusifitas masyarakat.
“Khususnya di Desa Paseban yang dilakukan oleh investor dan nantinya akan dilakukan praktek pertambangan pasir besi,” ucap Dyno saat dikonfirmasi sejumlah wartawan usai melakukan aksi.
Ia menjelaskan, karena dinilai merugikan masyarakat Jember, pihaknya mendesak pemangku kebijakan untuk memberikan perhatian tegas.
“Lewat aksi teaterikal ada bupati, Ketua DPRD, dan Investor adalah bentuk penindasan terhadap rakyat jika tidak ada perhatian pemerintah. Sehingga kami GMNI Jember mendesak agar para pejabat memperhatikan jeritan rakyatnya,” ujarnya.
Selain aksi unjuk rasa itu dilakukan di bundaran DPRD Jember. Kemudian akan melanjutkan penyampaian aspirasi ke dalam gedung DPRD Jember.
“Dalam aksi hari ini, kami juga mengajak perwakilan masyarakat dari Desa Paseban untuk nantinya kami ajak dalam menyampaikan aspirasinya. Setelah aksi ini, akan kami lanjutkan dengan hearing ke DPRD Jember,” ungkapnya.
Diketahui dari lokasi aksi, massa mahasiswa masih melakukan orasi secara bergantian.
“Kebetulan kita masih dalam rangka merayakan Hari Tani Nasional 2021. Aksi kami dari 40 mahasiswa ini, menolak adanya pertambangan dan tambak di Jember. Khususnya di wilayah Desa Paseban,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, puluhan mahasiswa itu berkumpul di depan Kantor DPRD Jember sekitar pukul 8.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk lingkaran di Bundaran DPRD Jember. (*)
Comment