Jadwal Mudik Lebaran Kepulauan Simpang Siur, Politisi Asal Masalembu Minta Pelni Evaluasi Pelayanan

0 Komentar
Reporter : Panji Agira

Foto: Anggota DPRD Kabupaten Sumenep asal Pulau Masalembu Darul Hasyim Fath. (Dok. Humas Protokol dan Publikasi DPRD Sumenep/wartazone.com)

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Jadwal pelayaran kapal Pelni KM Sabuk Nusantara 91 tujuan Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, jelang mudik Idulfitri 1444 H masih simpang siur.

Berdasarkan surat Nomor 04.O6/01/S-B/DP/2023 yang dikeluarkan PT Pelni kepada nahkoda KM Sabuk Nusantara 91 pada 6 Februari 2023, jadwal pelayaran tujuan Pulau Masalembu tidak ada.

Namun surat kedua yang bernomor 04.O9/02/S-B/DP/2023, jadwal pelayaran kapal KM Sabuk Nusantara 91 tujuan Pulau Masalembu muncul, yakni kapal akan berangkat pada Rabu 12 April 2023.

Baca Juga:  Cuaca Ekstrem di Pulau Masalembu Sebabkan Krisis Pangan, Begini Harapan untuk Pemerintah Sumenep dan Pemprov

Jadwal pelayaran yang simpang siur itu sempat membuat sebagian masyarakat Masalembu khawatir tak bisa mudik ke kampung halamannya.

Anggota DPRD Kabupaten Sumenep asal Pulau Masalembu Darul Hasyim Fath angkat bicara prihal jadwal pelayaran kapal Pelni KM Sabuk Nusantara 91.

Politisi muda PDI Perjuangan itu berharap PT Pelayaran Nasional Indonesia atau yang disebut Pelni tetap melayani masyarakat Masalembu, apalagi pada momen mudik Idulfitri.

“Kami mengharap dengan sungguh-sungguh jajaran di PT. Pelni, atas nama konstituensi untuk tak beranjak dari spirit pelayanan pada warga kepulauan Masalembu sebagai pulau terjauh dari gugus kepulauan di kabupaten Sumenep,” kata Darul, Senin (10 Maret 2023)

Baca Juga:  Kapal Perang TNI AL Tak Bisa Sandar di Dermaga Masalembu, Bantuan Logistik Diangkut Menggunakan Perahu

Selain itu, Ketua Komisi I DPRD Sumenep itu meminta PT Pelni sebagai perusahaan milik negara melakukan evaluasi pelayanan KM Sabuk Nusantara 91, khususnya tujuan Masalembu.

Melalui kesempatan itu, ia berharap pihak berwenang di PT Pelni untuk mengevaluasi pelayanan dan kecepatan kapal yang jauh lebih lambat dari kecepatan semula.

“Ikhwal tak lazim ini cukup menganggu performa pelayanan PT Pelni kepada masyarakat kepulauan yang semula tak ternoda,” sambung Darul. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment