Potensi Wisata Selatan Jember Jadi Atensi DPRD Jatim, Terintegrasi dengan JLS

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Caption: Anggota Komisi B DPRD Jatim, Karimullah, saat rapat koordinasi dengan Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Maman Surahman dan Dinas Pariwisata Provinsi Jatim, Sabtu (11/9/2021).

Caption: Anggota Komisi B DPRD Jatim, Karimullah, saat rapat koordinasi dengan Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Maman Surahman dan Dinas Pariwisata Provinsi Jatim, Sabtu (11/9/2021).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Potensi wisata pesisir pantai dan alam di wilayah selatan Kabupaten Jember, mulai mendapat perhatian dari DPRD Provinsi Jatim untuk dikembangkan.

Pasalnya, dengan adanya jalur lintas selatan (JLS) yang saat ini tergarap, lokasi wisata di wilayah tersebut dinilai harus mendapat perhatian serius.

Upaya yang dilakukan saat ini, menurut Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur Karimullah Dahrujiadi, dengan menata dan mencatat potensi-potensi wisata yang ada.

Selain itu, katanya, juga dengan menggandeng kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk didorong agar serius menggarap wisata yang dikelolanya.

Sebagai langkah awal, Ji Karim selaku aspirator mengaku telah mengadakan pertemuan di Kantor Taman Nasional Meru Betiri dengan melibatkan Dinas Pariwisata Provinsi Jatim, termasuk dihadiri oleh Pokdarwis Desa Curah Nongko serta Pj Kades Curah Nongko, Kamis (9/9/2021), kemarin.

“Kita menggandeng Taman Nasional Meru Betiri, yang memang mendapat tugas untuk mengawasi wilayah alam di selatan Kabupaten Jember itu,” kata Karimullah saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Sabtu (11/9/2021).

Karimullah menjelaskan, kawasan Meru Betiri sebagai wilayah Taman Nasional dengan luasan wilayah kurang lebih 52 ribu hektare, ada beberapa titik lokasi wisata alam dan pesisir pantai yang cukup terkenal namun butuh perhatian serius untuk digarap.

“Mulai dari Pantai Nanggelan, Blok Tujuh yang lokasinya sekarang dikembalikan ke (ekosistem) hutan, yang berdampingan dengan Bukit Terapi Sembilan, ditambah dengan Pantai Bandealit itu,” sebutnya.

Diakui atau tidak, katanya, pariwisata alam menjadi potensi tersendiri yang perlu perhatian serius, baik dari sisi pelestariannya maupun dari eksistensi pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.

“Adanya wisata Taman Nasional Meru Betiri yang bukan hanya menyajikan tentang hutan, tetapi juga keindahan alam pantainya. Nah hal inilah yang ditangkap juga oleh masyarakat Desa Curah Nongko Kecamatan Tempurejo, Jember,” ujarnya.

Sehingga pihaknya, kata legislator dari Golkar ini, memfasilitasi adanya komunikasi yang baik antara Pokdarwis dengan Taman Meru Betiri.

“Untuk dapatnya mengembangkan potensi wisata alam ini. Ke depan dari komunikasi ini, apa yang perlu digarap, apakah fasilitas umumnya atau infrastrukturnya. Mulai sekarang dibahas,” ungkapnya.

Karimullah menyampaikan, adanya pengembangan potensi wisata di wilayah Selatan Jember itu. Agar masyarakat terberdayakan.

“Juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Sehingga bisa membantu terkait perekonomian masyarakatnya, juga nanti tentunya membantu pemasukan bagi daerah,” ucap pria yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jember itu.

“Nanti setelah JLS selesai, dan mulai digunakan untuk jalur transportasi. Wisata di selatan ini sudah siap, dan terintegrasi dengan baik. Jadi masyarakat terbantu secara ekonomi,” imbuhnya.

Senada dengan yang disampaikan oleh Karimullah, Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Maman Surahman memberikan apresiasi untuk pengembangan potensi wisata di wilayah Selatan Jember itu.

“Dengan adanya jalur-jalur wisata yang bisa dimanfaatkan dan dioptimalkan maka masyarakat yang tergabung di pokdarwis bisa terangkat secara ekonominya,” kata Maman saat dikonfirmasi terpisah.

Pihaknya mendukung dengan pengembangan potensi wisata yang dilakukan, kata Maman, dan diakui olehnya Taman Nasional Meru Betiri memang memiliki daya tarik wisata tersendiri.

“Adanya miniatur perlindungan tanaman-tanaman hutan yang sudah langka, itu menjadi daya tarik tersendiri. Begitu juga adanya wisata alam sebagai titik tengah antar obyek wisata di lingkup taman nasional meru betiri yaitu Bukit Terapi Sembilan, yang pengelolaannya oleh masyarakat di desa Curah Nongko itu juga ada,” sebutnya.

“Niatnya, juga akan mengembalikan sejarah tentang pembibitan Nangka semua jenis, dan menjadi sentra budidaya serta wisata alam. Ya tinggal koordinasinya,” sambung Maman.

Sementara itu, menurut Pj. Kades Curah Nongko Bambang, untuk Pokdarwis yang menggarap potensi wisata wilayahnya sudah terbentuk dan ada.

“Kita sudah berkomunikasi dengan Taman Nasional Meru Betiri, dan difasilitasi Pak Karimullah dari DPRD Provinsi Jatim. Tinggal geraknya saja. Untuk Pokdarwis, yang sudah terdaftar di Dinas Pariwisata namanya Pesona Cakrawala Nanggelan. Proses pengembangan, dan nama wisatanya Wisata Petualang Pantai Nanggelan,” jelasnya.

“Selain itu, kita juga punya Kampung Herbal, yang mengolah hasil tanaman obat yang ada, dan lengkap butuh obat-obatan herbal seperti apa. Alami dari hutan bahan untuk herbal itu,” imbuhnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment