SUMENEP, (WARTA ZONE) – Pernyataan mengejutkan disampaikan Sekretaris PCNU Sumenep, Zainul Hasan saat menghadiri pelantikan Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Sumenep, masa khidmat 2022 – 2026, di Pendopo Keraton Sumenep, Senin (13 Maret 2023).
Zainul Hasan menuding, munculnya gerakan-gerakan radikalisme di Sumenep sebenarnya ada yang sengaja mendesain (by design) menjelang tahun politik.
Ia bahkan menyebut, gerakan radikalisme di Sumenep tidak ada. Adanya kabar berkembangnya paham radikal di Sumenep justru karena adanya pemberitaan yang tidak faktual.
“Sebenarnya kalau saya memandang radikalisme di Sumenep itu tidak sebagai apa ya, jadi kayak by desaign gitu saya melihat,” terangnya, saat diwawancara usai pelantikan Pengurus ISNU Cabang Sumenep, Senin (13 Maret 2023).
“Ya ada sih, tapi tidak seheboh yang diberitakan di media-media itu ya,” imbuhnya.
Bahkan Hasan tak ragu menyampaikan, maraknya pemberitaan tentang masifnya gerakan radikalisme menurutnya termasuk salah satu upaya dari orang yang berkepentingan menjelang Pemilu 2024 mendatang.
“Jadi kadang kan begini, untuk menutupi hal-hal yang besar itu kan begitu. Bisa saja orang-orang kan punya kepentingan, sekarang kan tahun politik,”tutur pria kelahiran Desa Talaga Kecamatan Nong-Gunong Pulau Sepudi itu.
Menurutnya, menjelang tahun politik, lumrah terjadi gerakan-gerakan samar dengan membawa isu-isu tertentu yang diolah sedemikian rupa untuk mendukung kepentingan individu maupun kelompok tertentu.
Faktor lain yang menyebabkan munculnya kelompok-kelompok radikal menurut Hasan adalah karena kurangnya penguatan paham keNUan di setiap tingkat kepengurusan NU, mulai ranting hingga ke pusat.
Ditanya apakah selama ini PCNU Sumenep sudah melakukan pendataan terhadap dugaan adanya titik-titik berkembangnya radikalisme di Sumenep?.
Hasan mengatakan ada tetapi hanya untuk kepentingan internal atau tidak untuk disampaikan ke publik.
“Ya, sebagai gambaran aja sih, untuk kepentingan internal kami punya, tetapi ini kan tidak untuk dipublikasikan,” katanya.
Lanjut Hasan, untuk menekan penyebarluasan paham radikalisme di tingkat wilayah tertentu, PCNU Sumenep menurutnya telah mendorong serta menggerakkan struktur keNUan hingga di tingkat desa.
“Jadi selama ini yang kita lakukan adalah mendorong struktur NU setempat untuk menggerakkan organisasi-organisasinya melakukan apa yang dapat menangkal radikalisme itu,” terangnya.
“Misalnya ranting-ranting NU setempat, MWC NU setempat, termasuk lembaga-lembaga dan badan otonom di lingkungan NU setempat. Itu yang kita kerahkan secara umum,” imbuhnya.
Pendekatan yang ditempuh PCNU untuk menekan paham radikal adalah dengan pendekatan informal atau komunikasi perorangan.
Diakui, sejauh ini pihaknya belum pernah mengadakan komunikasi formal seperti menggelar dialog keagamaan dengan mereka yang diduga terpapar radikalisme.
“Kalau komunikasi formal kita belum, tetapi kalau informal itu intens kita lakukan, tapi secara personal ya, perorangan,” katanya.
Sementara itu, Ketua PC ISNU Sumenep Dr. KH. Muhammad Husnan usai dilantik menyampaikan, tantangan sarjana di Kabupaten Sumenep, khususnya ISNU cukup besar.
Di bidang keagamaan, misalnya, ISNU Sumenep harus bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat agar terhindar dari pemikiran radikal yang mengarah pada aktivitas terorisme.
“Kita tahu bahwa, laporan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan Densus 88, Sumenep dinyatakan zona merah terorisme,” katanya.
Kemudian di bidang ekonomi. Menurut pria yang juga Rektor IST Annuqayah ini, ketimpangan antara masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas dan sebaliknya masih cukup ekstrem.
“Untuk itu, ISNU Sumenep ke depan akan berupaya masuk ke ruang-ruang publik di pedesaan untuk bersama-sama dengan masyarakat meningkatkan standar kesejahteraan,” paparnya, lebih lanjut.
Tantangan lain yang tak kalah penting ialah di bidang politik. Menyongsong pemilu 2024, menurut dia sarjana NU harus mampu menyejukkan masyarakat supaya tidak sampai terpolarisasi.
“Itulah beberapa hal yang nantinya bakal kami rumuskan menjadi program untuk kemudian diimplementasikan dalam bentuk kerja. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari semua dewan penasihat dan dewan ahli untuk memberikan masukan terbaik kepada kami dalam penyusunan program kerja,” tambahnya. (*)
Comment