Berbaur Nyambi Bakar Ikan, Bukti Nyata Bupati Jepara Dekat dengan Warga

0 Komentar
Reporter : Rais Baihaqi
Berbaur Nyambi Bakar Ikan, Bukti Nyata Bupati Jepara Dekat dengan Warga

Foto: Bupati Jepara Dian Kristiandi (kaos biru) saat bakar ikan bersama warga Mlonggo. Rabu, 16 Februari 2022.

JEPARA, (WARTA ZONE) – Bupati Jepara Dian Kristiandi selalu berusaha tanpa sekat saat bergaul dengan warga. Menurutnya, jabatan adalah alat mengabdi pada bangsa dan negara, dan pemimpin seyogyanya dekat kepada rakyatnya.

Bupati dari PDI Perjuangan ini selalu tampil apa adanya. Jabatan yang saat ini melekat tidak membuat politisi ini berjarak dengan rakyat. Dia selalu menempuh jalur kultural untuk bisa karib dan mendengar aspirasi warga.

Bagi pria yang akrab disapa Mas Andi ini, rakyat tidak melulu dihadapi dengan cara formal. Sebab mereka akan jujur menyampaikan aspirasi saat ditemui di tempat-tempat yang lazim mereka datangi.

Baca Juga:  Ritual Padusan Menyambut Ramadan, Cara Bupati Jepara Jaga Kebudayaan Jawa

“Warga akan lebih terbuka saat mereka diajak bakar-bakar seperti ini, dan mereka menyampaikan tanpa beban,” tutur Mas Andi di sela-sela bakar ikan bersama warga Mlonggo. Rabu, 16 Februari 2022.

Bupati Jepara, Bupati Dian Kristiandi, bakar ikan bersama warga Mlonggo, Berbaur Bakar Ikan, Bupati Jepara Dekat dengan Warga,
AKRAB: Bupati Jepara Dian Kristiandi (kaos biru) disela kegiatan bakar ikan bersama warga Mlonggo. Rabu, 16 Februari 2022.

Ia terlihat sangat akrab dan tanpa jarak. Bahkan Mas Andi berbaur mengipas ikan. Sehingga warga yang ada di sekitarnya juga guyub ngobrol panjang lebar bersama Mas Andi.

“Mengapa kami memilih bakar ikan bersama rakyat, biar mereka tidak sungkan saat ada sesuatu yang harus disampaikan pada pemerintah,” jawabannya saat ditanya alasan bakar ikan bersama warga.

Baca Juga:  Bertemu ASN, Bupati Jepara Selipkan Pesan Edukasi Masyarakat Soal Program Pemerintah

Idealnya, pemimpin itu harus dekat dengan rakyatnya. Karenanya, Mas Andi berusaha semaksimal mungkin menemui warga dengan cara yang non formal.

“Karena tidak semua warga punya waktu untuk menemui bupati. Selain padat aktivitas, terkadang warga sungkan mau datang ke pusat pemerintahan,” sebutnya, menambahkan. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment