SUMENEP, (WARTA ZONE) – Beberapa bulan terakhir sejumlah Kepala Desa (Kades) di Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengaku resah atas perilaku oknum JK (inisial laki-laki) yang mengatasnamakan saudara dekat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat, Moh. Ramli.
Oknum tersebut menghubungi sejumlah Kades melalui sambungan telepon maupun aplikasi perpesanan, meminta pulsa, pelaku mengistilahkan sebagai numpang minta rejeki.
Salah satu Kepala Desa di ujung timur Pulau Garam, kepada media ini menceritakan, pelaku sering mengirimkan pesan lewat WhatsApp meminta pulsa, modusnya mengaku datang ke rumah, tapi tidak bertemu.
“Saya sering dapat pesan WA dari yang bersangkutan, minta pulsa, ngaku saudara sepupu pak Kadis Ramli, jika WA-nya tidak direspon, biasanya nelfon berkali-kali,” tutur salah satu Kades di Sumenep, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Saat datang, oknum yang juga mengaku kepala Biro salah satu media online itu katanya tidak seorang diri, ngakunya bersama rekannya.
“Ngaku datang ke rumah bersama rekannya, bilangnya jam sekian datang, karena tidak bertemu akhirnya pulang, padahal pada jam yang disebutkan oknum tersebut saya posisi di rumah, tidak ada orang datang,” imbuhnya.
Secara materi, lanjut Kades tiga periode ini, mengaku tidak dirugikan, namun ia mengimbau rekan sejawatnya untuk lebih berhati-hati.
“Saya tidak dalam kapasitas dirugikan, tapi saya rasa perlu mengingatkan teman-teman kepala desa yang lain agar tidak menjadi korban,” terangnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PMD Kabupaten Sumenep, Moh. Ramli mamastikan tidak mengenal oknum tersebut.
“Ada beberapa kades yang menghubungi saya, dikirimi fotonya juga, saya jawab tidak kenal, saya merasa tidak ada hubungan famili dengan yang bersangkutan. Ngakunya kan saudara sepupu, kalau sama sepupu, sampai umur sekarang insya Allah saya tahu semua,” tegasnya, melalui sambungan telepon. Sabtu (16/10/2021).
Jika yang bersangkutan menghubungi kepala desa, mantan Kepala Dinas Sosial ini mengimbau agar disikapi dengan bijak, jangan sampai terpengaruh dengan label yang mengaku sepupunya.
“Kades harus bersikap bijak, sesuai aturan. Jika mengaku dari pers, butuh informasi tentang desa ya berikan saja sesuai prosedur, namun jika ada kades yang merasa dirugikan, silahkan saja ambil sikap,” tandasnya. (*)
Comment