SUMENEP, (WARTA ZONE) – Sejumlah aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumenep bersama keluarga korban yang tewas ditembak polisi, menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Sumenep, Jalan Urip Sumoharjo. Kamis, 17 Maret 2022.
Kedatangan mereka menuntut keadilan atas meninggalnya Herman (24), pemuda warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep pada Minggu, 13 Maret 2022 lalu.
“Saudara kami, almarhum Herman bukan hewan, polisi jangan seenaknya menembak secara brutal, sampai dia meninggal,” teriak korlap aksi Robi Nurrahman dalam orasinya.
Atas insiden tersebut, massa aksi kemudian meminta lima oknum polisi yang menembak Herman secara brutal dipecat dan diberi sanksi hukum.
“Ini urusan nyawa manusia jangan seenaknya. Jadi tolong segera tangkap dan pecat lima oknum polisi yang menghabisi nyawa Herman,” ujar Robi.
Massa aksi juga mendesak Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya mengundurkan diri dari jabatannya karena dinilai gagal memberikan pembinaan kepada bawahannya.
“Silahkan Bapak Kapolres Sumenep megundurkan diri saja, karena telah lalai mengayomi dan mendidik bawahannya dengan baik,” tegas Robi.
Massa aksi terus berorasi secara bergantian di depan Mapolres Sumenep untuk meminta keadilan. Tampak perwakilan KNPI Provinsi Jatim dan Ketua KNPI Sumenep ikut bergabung dalam aksi turun jalan.
Dalam kesempatan tersebut, massa aksi juga menyodorkan pernyataan sikap yang harus ditanda tangani Kapolres Sumenep.
Sejumlah tuntutan tersebut meliputi; mendesak Kapolres meminta maaf secara terbuka kepada keluarga korban Herman yang diberondong tembakan lima oknum polisi hingga tewas.
Kapolres harus memecat dan mempidanakan lima oknum polisi yang telah menewaskan Herman sesuai perundang undangan yang berlaku.
Selain itu, Kapolres juga didesak bertanggungjawab atas tindak arogansi oknum polisi yang tidak berprikemanusiaan dan berkeadilan.
Polres hingga Polda Jatim harus transparan atas hasil pemeriksaan, penyelidikan, dan penyidikan terhadap lima oknum polisi yang telah menewaskan Herman, dengan menyiarkan kepada publik.
Termasuk meminta komnas HAM turun tangan untuk mengusut aksi penembakan brutal yang terjadi 13 Maret 2022 lalu itu.
Sementara itu, Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya saat menemui pendemo menyampaikan permohonan maaf atas insiden penembakan brutal yang berujung meninggalnya yang bersangkutan.
“Kami mohon maaf atas terjadinya peristiwa tersebut,” kata Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya.
Kapolres menegaskan, korps bhayangkara telah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi atas peristiwa tersebut.
“Mari ditunggu bersama-sama, semoga prosesnya berjalan lancar dan cepat, jika telah selesai akan kami sampaikan ke publik hasilnya,” tegasnya. (*)
Comment