JEMBER, (WARTA ZONE)- Film berjudul Sekar bergenre drama, yang ditulis dan disutradarai oleh Dosen Program Studi Televisi & Film (PSTF) Universitas Jember, Muhammad Zamroni sudah bisa ditonton mulai 17 Desember 2021.
Film tersebut diproduksi oleh Empatbelas Project, di tengah pandemi Covid-19.
Ide cerita film Sekar tersebut ditulis pada tahun 2015 lalu. Melalui riset diri sendiri, Zamroni mengembangkan cerita dengan waktu yang begitu panjang, sampai akhirnya diproduksi pada Maret 2021.
Proses pencarian talent untuk memerankan tokoh dalam Film Sekar melalui seleksi yang cukup ketat.
“Dari 4 karakter utama, sejumlah 70 orang pendaftar dari berbagai macam daerah seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta dan dari daerah Tapal Kuda Jawa Timur untuk mengikuti proses casting,” kata Zamroni saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Bioskop Kota Cinema Mall, Jumat (17/12/2021) malam.
Sinopsis film Sekar, bercerita tentang sebuah pernikahan. Yakni perempuan bernama Sekar (Leala Wulandari) dengan pria bernama Galang (Raditya Wisnu) yang telah berjalan dua tahun.
Seiring berjalannya waktu, Galang perlahan mulai mencintai Sekar. Namun demikian, ia tidak mendapatkan hal serupa dari Sekar.
Sekar justru semakin dalam mencintai Widhi (Zefri Iman), kekasih yang harus ia tinggalkan akibat perjodohannya dengan Galang.
Tanpa sepengetahuan Sekar, Galang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan membuat sebuah keputusan yang tidak pernah terpikirkan Sekar.
Di film ini tidak hanya membahas cinta dari sudut pandang rasa, emosi, tapi juga dari sudut pandang rasional.
Intinya adalah perceraian perkara hal yang sangat dibenci. Setiap manusia yang menikah memahami soal perceraian. “Namun saya kira tidak akan mudah melakukan hal itu,” kata Zamroni menambahkan.
Bagaimana caranya untuk tetap bertahan? Disisi lain film sekar ini menyampaikan sebuah kebenaran eksistensialnya. Galang adalah orang yang rasional, alam rasionya situasinya tidak bisa meyakini kalau akan bercerai.
“Keduanya (Sekar dan Galang) sama-sama benar. Dan seberapa mampu mereka mempunyai konsekuensinya masing-masing,” sambungnya.
Zamroni juga menambahkan, terkait pesan moral dari Film Sekar tersebut adalah pesan utama bisa disampaikan dengan baik kepada penonton.
“Kalau itu suatu keputusan yang bisa disadari silahkan diambil. Memang kontroversi yang saya ambil dalam film ini,” ujarnya.
Widhi dan Sekar karakternya sama. Sedangkan Galang, berpikirnya rasional. Perasaan dan pikiran itu ada di setiap pikiran manusia.
Selalu ada pertimbangan untuk mau melangkah. Dan Setiap hari mendamaikan itu tidak mudah dengan keadaan.
Ketika dua titik tidak ditarik dengan ekstrim, maka tidak akan ada perbedaan. Sehingga, akhirnya mereka (Sekar dan Galang) memilih untuk bercerai.
“Sedangkan untuk Sekar, ia tetap memilih Widhi kekasihnya,” pungkasnya. (*)
Comment