Kades Sapeken Sebut Insiden dengan Warganya Bentuk Pembinaan, Polisi Lakukan Proses Hukum

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Kepala Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Joni Junaidi. (Ist/wartazone.com)

FOTO: Kepala Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Joni Junaidi. (Ist/wartazone.com)

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Kepala Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Joni Junaidi, memberikan klarifikasi usai dirinya dilaporkan ke Polsek Sapeken atas dugaan penganiayaan terhadap seorang perempuan bernama Nadia (21).

Joni tidak menampik adanya insiden pada Rabu (13/8/2025) lalu di sekitar dermaga baru Sapeken. Namun, ia menegaskan tindakannya bukanlah bentuk penganiayaan, melainkan upaya pembinaan terhadap warganya.

“Itu pembinaan saya selaku kepala desa ke warga. Tujuannya menjaga nama baik desa,” kata Joni kepada wartawan, Selasa (19/8/2025).

Menurut Joni, penampilan Nadia yang dinilai terbuka dan bertato dianggap tidak sesuai dengan norma agama yang berlaku di masyarakat Sapeken.

Baca Juga:  Dinilai Belum Jelas Outputnya, DPRD Sumenep Tunda Anggaran Wirausaha Santri

“Sapeken ini bukan desa biasa. Kami punya tanggung jawab menjaga marwah Islam. Kalau ada yang melanggar, tentu kami tegur,” jelasnya.

Ia juga mengungkap bahwa pada 2024 Nadia pernah menandatangani surat pernyataan untuk berpakaian sopan ketika berada di Sapeken. Namun, pernyataan itu kembali dilanggar.

“Tapi setelah dia datang lagi ke Sapeken, berpenampilan terbuka kembali. Kebetulan ketemu dengan saya. Lalu saya tanya baik-baik kapan datang, tapi dibalas dengan tingkah tidak sopan,” sambungnya.

Joni menambahkan, pasca kejadian ramai diperbincangkan, dirinya telah dipanggil oleh tokoh agama Sapeken, KH AD Dailamy Abuhurairah. Dari pertemuan itu, ia mengaku mendapat dukungan untuk tetap menegakkan program desa.

Baca Juga:  Moral Pendidik Disorot, DPRD Sumenep Minta Sistem Pendidikan Dibedah Total

“Beliau mengingatkan saya selaku kepala desa untuk terus menegakkan dua program yang diberikannya. Yaitu Sapeken Bersatu dan Sapeken Ibadah. Jadi beliau sangat mendukung langkah saya, karena kalau tidak ditegakkan program ini tidak akan jalan,” tukasnya.

Di sisi lain, Nadia mengaku mengalami perlakuan kasar dalam peristiwa itu. “Beliau bertanya kapan saya datang, lalu pipi saya ditempeleng. Makanya saya lapor polisi,” ucap Nadia, saat dihubungi wartawan.

Nadia juga menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan pribadi dengan Kades Sapeken, dan menduga insiden tersebut dipicu oleh penampilannya.

Baca Juga:  Moral Pendidik Disorot, DPRD Sumenep Minta Sistem Pendidikan Dibedah Total

Sementara itu, Kapolsek Sapeken, AKP Taufik, memastikan pihaknya telah menerima laporan Nadia dan masih melakukan penyelidikan.

“Benar, ada laporan dari Nadia dengan terlapor Joni. Saat ini masih kami proses sesuai prosedur hukum yang berlaku,” tegasnya.

Kasus ini kini dalam tahap penyelidikan, dan pihak kepolisian berjanji akan menanganinya sesuai ketentuan hukum. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment