Ubah Maindset Mental Karyawan Jadi Mental Juragan, Pesan Gubernur Khofifah di Pembukaan LKS

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi ke XXXI tahun 2023 di GOR Perjuangan 45 Politeknik, Kecamatan Sumbersari, Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka secara resmi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi Jawa Timur ke XXXI tahun 2023 di GOR Perjuangan 45 Politeknik, Kecamatan Sumbersari, Jember, Selasa (23/5/2023).

Lomba bergengsi dengan melombakan 54 bidang itu, diikuti oleh 1.601 peserta siswa SMK dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur.

Dalam pembukaan itu, Gubernur Khofifah menyisipkan pesan bagi para siswa-siswi SMK, harus memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.

Terlebih harus memiliki mental juragan jangan karyawan, saat menghadapi dunia kerja usai lulus sekolah nanti.

“Sudah 3 tahun lebih saya berkoordinasi dengan Pak Wahid (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur). Supaya mental anak-anak SMK, bermental juragan. Bukannya mental karyawan. Saat lulus dari SMK,” kata Khofifah saat dikonfirmasi usai membuka LKS.

Soal mental juragan yang dimaksud, dalam hal ini mampu mandiri untuk berwirausaha ataupun mampu membuka lapangan kerja mandiri.

Menurut Khofifah, tercatat ada 38 persen yang terkonfirmasi melalui Dinas Pendidikan Jawa Timur, lulusan SMK sudah berwirausaha mandiri. Artinya, bisa disebut juragan.

“Hanya 49 persen yang masih (disebut bermental) karyawan. Ini menjadi penting dengan membangun mental juragan ini,” terangnya.

Terkait menanamkan jiwa wirausaha mandiri yang dimaksud, lanjutnya, juga terus didorong oleh Pemprov Jawa Timur. Bahkan Khofifah juga mengungkapkan, dirinya turun tangan sendiri untuk memberikan penguatan mental juragan yang dimaksud.

Baca Juga:  Bersama Gubernur Jatim, Bupati Pamekasan Resmikan Bazar Murah

“Jadi saat saya masuk ke kelas-kelas (kunjungan ke SMK), saya selalu mengatakan untuk bisa memiliki mental Juragan,” ungkapnya.

Nah bagaimana dengan sisanya yang kurang lebih 13 persen. Kata Khofifah, juga ikut didorong untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi.

“Lalu sisanya, ada yang masuk ke Perguruan Tinggi. Untuk mendukung itu, kami sudah melakukan MoU (kerjasama) dengan perguruan tinggi negeri yang punya Fakultas Vokasi (program pendidikan untuk mempersiapkan tenaga ahli dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global),” ujarnya.

Namun demikian, untuk memberikan perhatian khusus terhadap siswa siswi di wilayah SMK itu. Khofifah juga mengungkapkan, jika sekolah-sekolah itu harus mampu berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang ada.

“Tapi memang, dari SMK ada kecendrungan mereka (para siswanya) sudah di Indent (disiapkan pasti masuk perusahaan). Artinya SMK-SMK tertentu ini, kelas 10 sudah diidentifikasi, kelas 11 mulai di indent. Sehingga lulus kelas 12 sudah langsung masuk ke dunia kerja,” katanya.

Lebih jauh kata Khofifah, di era ekonomi global saat ini. Pihaknya mengakui jika saat ini juga masih ada pekerjaan rumah soal bagaimana menyikapi tren Gig Economy.

“Apa itu? Ini adalah bentuk hubungan kerja tidak tetap antara perusahaan dan pekerjanya, yang saat ini lebih sering disebut mitra. Atau bisa disebut, dimana pekerja melakukan kontrak kerja jangka pendek,” ulasnya.

Dari persoalan ini, Pemprov Jawa Timur sudah melakukan progres untuk menyikapi persoalan pengangguran.

Baca Juga:  Gubernur Jatim Hadiri Giat Sosial Komunitas Pemuda Dalam Acara Berbagi di Bulan Ramadhan

Diketahui soal data pengangguran itu, juga menjadi pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Tapi BPS itu belum menghitung yang mereka kerja-kerja mandiri belum dimasukkan dalam hitungan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Sehingga ini yang terus kita komunikasikan, karena jika dia (lulusan SMK) tidak terasosiasi dalam perusahaan. Maka dianggap nganggur. Apalagi BPS (saat ini) juga menghitung soal TPT di daerah sampai tingkat nasional,” jelasnya.

Terkait persoalan pengangguran yang dimaksud, menambahkan pernyataan yang disampaikan Gubernur Khofifah.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi memaparkan soal data pengangguran yang dimaksud.

“Parimeternya tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2020 mencapai 11,89 persen. Sekarang atau tahun 2022 kemarin, 6,7 persen versi BPS,” kata Wahid.

“Tapi Versi Treasure Study yang dilaksanakan Kemendikbudristek, luluan SMK yang nganggur hanya 3,3 persen. Karena ada parimeter tertentu, meskipun penghasilanmya di atas UMK, itu belum terkover oleh BPS,” sambungnya menjelaskan.

Namun demikian, hal itu dinilai sebagai sebuah peningkatan dan juga perlu adanya dorongan-dorongan lagi untuk meningkatkan semangat siswa siswi SMK di Jawa Timur. Salah satunya lewat even LKS ini.

“Jadi LKS tahun 2023, tingkat provinsi Jatim. Diikuti SMK negeri maupun swasta, ini akan dilaksanakan di Jember. Nantinya para juara 1 di masing-masing bidang. Akan diikutkan pada LKS tingkat nasional. Kalau nanti tingkat nasional juara, lanjut diikutkan LKS tingkat dunia,” ulasnya.

Baca Juga:  Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Tokoh Ekonomi Regional dalam PWI Jatim Award 2025

Provinsi Jawa Timur, lanjut Wahid, pernah menjadi juara umum nasional pada tahun 2016 lalu.

“Setelah itu, juara 2 dan 3. Sehingga harapan besar kami, LKS nasional (mendatang) juara umumnya adalah Jawa Timur. Karena, kita siapkan sudah cukup lama dan matang. Karena berbagai prestasi pendidikan, ini banyak diraih oleh Provinsi Jatim,” katanya.

Untuk motivasi terkait kompetensi yang lebih baik, juga didorong dari faktor lain.

“Karena juga even yang sama, LKS untuk SLB. Juara umumnya sudah Jawa Timur. Jadi kita akan berusaha meraih itu lagi. Ada 54 bidang lomba, yang diikuti oleh SMA/SMK negeri dan swasta se Jawa Timur. Semua bidang lomba jadi andalan,” katanya.

“Alhamdulillah LKS ini juga sebuah wadah, untuk menunjukkan kepada masyarakat. Bahwa kompetensi atau keahlian siswa SMK ini, sudah sesuai tuntutan Dudika (Dunia usaha, Dunia Industri, dan Dunia kerja),” ujarnya.

Kembali Khofifah menambahkan, dengan adanya even LKS ini. Juga mendorong peningkatan lebih lagi soal kualitas-kualitas lulusan siswa siswi SMK se Jawa Timur.

“Artinya kesesuaian antara SMK dengan Dudika semakin matching. Jadi LKS bisa memberikan kompetensi yang relatif advance (maju), dan juga kompetensinya yang (juga) harus didorong,” tegas Khofifah. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment