Urgensi Farmasi Hijau di Indonesia

0 Komentar
Reporter : Vilsa Maulidia

Oleh: Vilsa Maulidia
(Mahasiswa S1 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang)

Apa Itu Farmasi Hijau? Farmasi hijau merupakan pendekatan inovatif yang bertujuan untuk meminimalkan jejak teknologi dari industri farmasi. Konsep ini mencakup berbagai aspek, seperti desain obat yang lebih ramah lingkungan, proses produksi keberlanjutan, pengelolaan limbah farmasi, dan edukasi masyarakat.

Meskipun gagasan farmasi hijau terdengar ideal, implementasinya menghadapi berbagai tantangan, pertama biaya yang tinggi, mengubah proses produksi untuk lebih ramah lingkungan membutuhkan investasi besar. Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi yang kemudian memengaruhi harga jual obat. Kedua, regulasi yang belum mendukung, di banyak negara, regulasi farmasi lebih fokus pada keamanan dan efikasi obat daripada dampaknya terhadap lingkungan. Ketiga, kesadaran publik yang rendah, masyarakat umumnya belum memahami pentingnya membuang obat secara benar.

Baca Juga:  Seberapa Penting Ilmu Botani dalam Kehidupan

Akibatnya, banyak obat yang tidak terpakai dibuang ke saluran air atau tempat sampah biasa, yang akhirnya mencemari lingkungan. Terakhir kompleksitas kimia obat, banyak obat dirancang untuk bertahan lama di tubuh manusia agar efektif.

Industri farmasi berperan dalam meneliti, mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan obat-obatan farmasi, vaksin, dan perawatan untuk penyakit. Evolusi industri farmasi telah berdampak pada kehidupan masyarakat, baik karena telah berkontribusi untuk menghasilkan kesejahteraan dalam hal kesehatan dan kualitas hidup individu dan merupakan salah satu sektor yang paling relevan bagi perekonomian di tingkat global.

Penerapan farmasi hijau dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan alam yang ada di Indonesia dalam memproduksi obat-obat kesehatan. Pemanfaatan bahan baku dari Indonesia ini, tentunya dapat menjadi solusi dan berimplikasi positif bagi Indonesia sendiri agar dapat terhindar dari beberapa hambatan terutama mengenai rantai pasokan obat-obatan. Contohnya, apabila negara pengimpor tidak dapat memberikan pasokan bahan baku ke industri farmasi di Indonesia akibat pandemi. Selain mengatasi masalah pasokan, pengembangan obat baru dengan menggunakan bahan alam akan membantu meminimalisir perubahan iklim dan bahkan menciptakan dunia hijau.

Baca Juga:  Menyembuhkan Luka dengan Kekuatan Kunyit

Penerapan konsep farmasi hijau ini diharapkan dapat mengurangi dampak perubahan iklim serta melindungi negara dari permasalahan yang ada, seperti masalah pasokan bahan baku untuk perusahaan farmasi. Farmasi hijau di Indonesia dapat diterapkan dan berjalan dengan sukses apabila adanya partisipasi dari semua pihak yang terlibat.

Akan tetapi, pemerintah Indonesia perlu melakukan antisipasi untuk menghindari dampak negatif yang akan muncul sehingga dalam penerapannya dapat berjalan secara maksimal. Meskipun berbahan baku herbal yang berasal dari alam, konsep farmasi hijau tetap mengedepankan penggunaan teknologi dalam produksi dan pengembangannya. Seperti yang diketahui, limbah industri farmasi sebagian besar berbahan kimia sehingga limbah tersebut berpotensi untuk mencemari lingkungan.

Baca Juga:  Bupati Pamekasan Sampaikan Pesan Mendalam Saat Menghadiri Pelantikan dan Sumpah Dokter di Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh karena itu, dengan menggunakan bahan alami sebagai bahan baku dapat menjadi solusi bagi sektor industri farmasi dalam menghadapi masalah yang ada. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment