Kapolsek Dungkek Menyapa Giliyang: Hadir, Mengedukasi, dan Menanam Harapan

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Kapolsek Dungkek Iptu Harri Putra Makmur, S.Tr.K., MH., berbaur bersama para siswa saat berkunjung ke Pulau Giliyang.

FOTO: Kapolsek Dungkek Iptu Harri Putra Makmur, S.Tr.K., MH., berbaur bersama para siswa saat berkunjung ke Pulau Giliyang.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Laut di Pelabuhan Dungkek tampak tenang, Senin pagi, 28 Juli 2025. Seperti biasa, perahu kayu penyeberangan ke Pulau Giliyang bergoyang lembut diterpa ombak kecil. Namun ada yang berbeda. Di antara rombongan warga, tampak sosok berseragam cokelat yang akrab bercanda dengan penumpang lain. Dialah Iptu Harri Putra Makmur, S.Tr.K., MH., Kapolsek Dungkek.

Kunjungan ke Pulau Giliyang, yang dikenal sebagai kawasan dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Laut Mati, bukan kali pertama bagi Iptu Harri. Namun, safari kepulauan kali ini kembali menghadirkan cerita hangat dan pendekatan humanis dari seorang perwira muda.

“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran Polri bukan hanya terasa di daratan, tapi juga sampai ke pulau-pulau kecil,” ujar Iptu Harri.

Perjalanan laut selama 45 menit itu digunakan Iptu Harri untuk berbaur. Ia memilih duduk di dek bersama warga, berbincang soal cuaca, hasil tangkapan ikan, hingga swafoto dan nostalgia tentang pulau yang kian populer karena kandungan oksigennya yang menyehatkan.

Sapa Anak Sekolah, Beri Hadiah Lewat Kuis

Begitu tiba di dermaga Giliyang, langkah Iptu Harri terhenti di luar pagar sekolah. Sekelompok siswa berseragam biru-putih tampak berkumpul menikmati jajanan tradisional. Jam istirahat sedang berlangsung. Melihat sang Kapolsek turun dari sepeda motor dinas, sejumlah siswa sempat ragu, tapi langsung cair saat ia menyapa ramah.

“Ini lagi pada ngapain. Jam sekolah kok ada di luar,” tanyanya santai.
“Jam istirahat, Pak,” jawab seorang siswa.
“Oh. Istirahat, ada yang mau hadiah tidak?” sahut IPTU Harri disambut seruan, “Mau, Pak!”

Ia pun melontarkan kuis seputar pengetahuan umum. Dari pertanyaan tentang presiden pertama Indonesia hingga nama presiden saat ini, dijawab penuh semangat oleh para siswa. Yang menjawab dengan benar mendapat hadiah langsung dari tangan Kapolsek.

Beberapa siswa yang beruntung menerima hadiah kecil tersebut di antaranya Ferdiawan, Achmad Faqih, Munzil Fawana, dan Tahzinul Aga Al-Afkar dari MI dan MTs Al-Hidayah, Desa Bancamara.

“Anak-anak adalah perwujudan Kamtibmas di masa depan. Jadi, mereka harus disentuh dengan edukasi seperti ini,” jelas Iptu Harri.

Tanam Pohon Alpukat, Jaga Oksigen Giliyang

Agenda berlanjut ke titik oksigen, kawasan yang dikenal memiliki kadar O₂ tertinggi di Asia. Di bawah rindangnya pepohonan, Iptu Harri memimpin penanaman bibit pohon alpukat bersama warga dan aparat desa.

“Biar oksigen tetap lestari,” ujarnya singkat, sambil menanam pohon.

Aksi ini melibatkan warga, anggota Polsek, serta tokoh masyarakat. Langkah sederhana namun konsisten, menjadi bagian dari ikhtiar menjaga lingkungan di pulau kecil yang kaya potensi ini.

Tak jauh dari lokasi tersebut, Kapolsek juga menyempatkan singgah ke Batu Canggah, lokasi wisata alam yang masih alami. Di sana, ia berdiskusi ringan bersama dua kepala desa: Moh. Alwi dari Desa Bancamara dan H. Mathor dari Desa Banra’as.

Bukan Polisi Biasa

Iptu Harri bukan polisi biasa. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 2019 ini masuk 10 besar nasional dari 305 taruna, lulus dengan predikat cumlaude. Sejak SD hingga SMA, ia langganan peringkat satu.

Saat bertugas di Polsek Pakem, Bondowoso, ia mencetuskan program TPQ Presisi yang menggabungkan pendidikan Al-Qur’an dan pembinaan disiplin. Ia juga merancang sistem digital pemantauan cuaca di daerah rawan longsor.

Kini di Dungkek, semangat itu tetap menyala. Menyapa, mendidik, menanam harapan.

Saat perahu yang ditumpangi Kapolsek kembali ke daratan, siang itu, laut masih bersahabat. Angin membawa tawa anak-anak yang baru saja dikenalkan pada sosok polisi bersahabat. Di balik itu, tertanam harapan akan Polri yang benar-benar hadir, tanpa sekat, hingga ke pulau-pulau kecil yang kerap terabaikan. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment