Warga Pedesaan Korea Utara Gunakan Darah Rusa untuk Atasi Infeksi Covid-19

0 Komentar
Reporter : Helmy
Warga Pedesaan Korea Utara Gunakan Darah Rusa untuk Atasi Infeksi Covid-19

Warga Korea Utara telah memakai masker sejak dinyatakan Korut dilanda Covid-19. (Sumber: cnbcindonesia.com)

KOREA UTARA, (WARTA ZONE) – Setelah menyatakan terserang wabah Covid-19, setidaknya Korut mendeteksi ada sekitar 3,6 juta demam misterius melanda negerinya.

Dampak lonjakan kasus Covid-19 mengakibatkan pada ketersediaan obat-obatan untuk mengatasi gejala semakin sulit.

Sebagaimana dalam laman cnnindonesia.com, sejumlah daerah tidak mendapatkan kiriman obat. Justru stok obat-obatan yang tersedia dikirimkan ke daerah orang kaya Korut di Pyongyang.

“Seluruh apotek dibuka 24 jam per hari dalam keadaan darurat maksimal ini, tetapi ada perbedaan yang sangat besar antara Pyongyang dan daerah provinsi, jadi masyarakat di daerah sini tidak puas,” kata sumber ketiga, seorang warga di Pyongan Utara.

Baca Juga:  Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Wabup Jember: Semangat Budi Utomo Terus Menggelora Pada Masyarakat

“Ekspektasi [masyarakat] tinggi mengingat komandan karantina pusat telah melangsungkan diskusi intensif di mana mereka setuju untuk mengirimkan dengan cepat stok obat untuk keadaan darurat. Namun, kami sangat kecewa karena obat itu hanya diberikan ke orang di Pyongyang dan militer.”

Akibat perlakuan pemerintah Korut, sebagian warga mengaku kecewa. Bahkan di Kota Sinuiju, masyarakat kota tersebut tak ada satu pun yang mendapatkan obat-obatan untuk mengatasi gejala.

Di rumah sakit hanya ada stok dengan jumlah sedikit. Sedangkan ketersediaan obat-obatan di apotek kosong.

Baca Juga:  Pria di Jember Dimakamkan dengan Protokol Covid-19, Kasus Covid Ada Lagi?

“Cadangan obat disimpan dalam jumlah yang sangat sedikit di rumah sakit, dan rak apotek kosong,” katanya lagi.

Untuk mengatasi itu sejumlah warga pedesaan Korut mengambil alternatif dengan menggunakan darah rusa untuk mengatasi infeksi Covid-19.

Di Provinsi Pyongan Selatan daerah Pyongsong darah rusa yang dikeringkan atau yang dihaluskan menjadi bubuk dijual secara ilegal.

Dengan menyakinkan pembeli akan manfaat yang dapat mengatasi infeksi Covid-19 darah rusa yang dikeringkan dijual dengan harga 161 ribu.

Sedangkan darah bubuk rusa dibandrol dengan harga 80 ribu.

Baca Juga:  Gerak Cepat Dinkes Jember Antisipasi Lonjakan Covid-19

“Jenis darah rusa yang dijual di pasar gelap adalah darah asli dan bubuk darah kerang. Darah asli dikemas dalam botol penicillin kecil diberi harga 10 ribu won (Rp161 ribu) dan darah bubuk dalam bubuk penicillin diberi harga 5 ribu won (Rp80 ribu),” kata seorang warga di provinsi itu, sebagaimana dalam keterangan cnnindonesia.com.

Selain Pyongan Selatan, hal itu juga terjadi di Pyongan utara. Para peternak di daerah itu menjual darah rusa juga secara ilegal. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment