Hasil Autopsi, Pasutri Meninggal Dalam Rumah Karena Sakit

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Proses evakuasi korban meninggal menuju RSUD dr. Soebandi untuk dilakukan autopsi dan pemeriksaan lebih lanjut.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Peristiwa penemuan mayat pasutri lansia di dalam rumah yang berada di sekitar Jalan Bangka 3, Lingkungan Gumuk Kerang, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember, Kamis malam (27/4) kemarin, sempat menggegerkan warga.

Polisi melakukan proses autopsi untuk memastikan penyebab pasti kematian para korban.

Diketahui, korban bernama Harris Iskardana Irawadi (85), sedangkan istrinya Indriatiningsih Gandha (65).

Kanit Pidum Satreskrim Polres Jember Ipda Bagus Setiawan menyampaikan, untuk penyebab kematian pasangan lansia itu, diduga karena sakit. Kemudian dari hasil autopsi luar, tidak ditemukan tanda-tanda atau bekas luka akibat kekerasan.

“Hasil pemeriksaan autopsi pasutri lansia, untuk korban laki-laki umur 85 tahun kondisi sehat, kemudian untuk korban perempuan 65, sakit stroke dan lumpuh. Keduanya tinggal berdua di dalam rumah,” kata Bagus saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (29/4/2023).

Baca Juga:  Pemkab Jember Lakukan MoU dengan Kejari, Tangani Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

“Untuk penyebab kematian, diduga korban yang laki-laki bernama Haris itu. Terkena serangan jantung karena (faktor) usia. Korban meninggal pertama kali karena ditemukan dalam kondisi sudah membusuk dan menghitam,” sambungnya.

Korban lansia laki-laki itu, Bagus menjelaskan, semasa hidupnya yang merawat sang istri selama sakit.

“Kemudian untuk jenazah korban perempuan istrinya, diketahui meninggal yang kedua. Karena kondisi tubuhnya masih utuh. Korban perempuan diduga ikut meninggal, karena tidak ada yang merawat. Korban juga tidak bisa berjalan dan meninggal, ditemukan terjatuh dari atas kasur. Karena posisi jenazah ditemukan di bawah kasur. Mungkin bermaksud ingin meminta pertolongan atau berteriak tapi tidak ada yang mendengar. Apalagi rumah dalam kondisi terkunci dari dalam,” ulasnya.

Lebih lanjut kata Bagus, untuk memastikan penyebab kematian harusnya dilakukan visum bagian dalam.

Baca Juga:  Asyiknya Keliling Menikmati Wisata Heritage di Kabupaten Jember

“Tapi oleh pihak gereja karena pasangan lansia ini beragama Nasrani dan Kristen. Tidak diperkenankan dilakukan (visum bagian dalam), dengan dibuatkan surat pernyataan bermaterai. Juga dikuatkan oleh pernyataan dari keponakannya. Sehingga diduga meninggal karena sakit, berdasarkan pemeriksaan luar saja,” sambungnya menjelaskan.

Terkait lamanya penemuan jenazah pasutri lansia itu, kurang lebih baru diketahui semingguan.

Karena diduga meninggalnya para korban itu terjadi saat banyak tetangga yang sedang mudik lebaran.

“Karena dari keterangan warga dan tetangga. Terakhir kali warga melihat (korban laki-laki), tanggal 20 April 2023 kemarin hari Kamis. Kemungkinan meninggal malam. Lebaran kan hari Sabtunya, warga (saat itu) banyak yang mudik. Sehingga tidak ketahuan, bau busuk menyengat setelah semingguan,” ujarnya.

Baca Juga:  Hadiri Program PIDI, Bupati Hendy: Semoga Bisa Membantu Masyarakat Jember

Namun untuk korban perempuan dengan kondisi jenazah tubuhnya masih utuh, dan tidak mengeluarkan bau.

“Mungkin baru meninggal dua hari sebelum kemudian ditemukan warga itu. Korban lansia perempuan meninggal karena tidak bisa minta tolong,” lanjutnya menjelaskan.

Ditanya soal pasutri lansia itu apakah tidak punya anak?

“Soal itu saya juga kurang paham. Karena warga pun tidak ada yang tahu. Untuk jenazah para korban, diurus (proses pemakaman) oleh pengurus Gereja. Juga dibantu seorang keponakannya. Meninggalnya para korban diterima sebagai takdir,” imbuhnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment