Salut! Demi Bantu Orangtua, Kakak Beradik di Jember Jadi Kuli Bangunan

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Caption: Tampak kakak beradik, Dedi dan Nur saat sedang bekerja kuli bangunan, Sabtu (18/9/2021).

Caption: Tampak kakak beradik, Dedi dan Nur saat sedang bekerja kuli bangunan, Sabtu (18/9/2021).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Kisah haru yang dialami kakak beradik di Dusun Sumbercandik Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Jember, yang terpaksa bekerja sekaligus membantu kedua orangtuanya sebagai kuli bangunan.

Dedi (13) dan Nur (8) adalah anak kandung dari pasangan Buana (41) dan Tohari (35). Mereka menetap di gubuk reyot berukuran 3×6 meter.

Diketahui, Nur (adik) postur tubuhnya tidak sempurna seperti Dedi (kakak). Gadis mungil itu memiliki kekurangan di kaki bagian kanan bawahnya dan ruas tangannya juga tidak sempurna (penyandang disabilitas).

Namun, dengan keterbatasan yang dimilikinya, Nur dan Dedi tidak mengurangi sedikitpun semangat untuk membantu kedua orangtuanya.

“Setiap hari saya dan nur membantu orangtua, ya bantu sebisa kita jadi kuli bangunan ini,” cerita Dedi saat ditemui di rumahnya, Sabtu (18/9/2021).

Kedua kakak adik tersebut terpaksa tidak bisa menikmati masa-masa indah sekolah. Layaknya seorang pelajar seperti biasanya. Dimana mereka setiap harinya bekerja demi membantu kedua orangtua. Karena keterbatasan ekonomi orangtuanya, maka keduanya tidak mengenyam bangku pendidikan.

“Kami memang tidak sekolah dari dulu, karena bapak dan ibu tidak punya uang. Akhirnya kami hanya bisa membantu orangtua. Kadang disuruh menjual rumput dari hasil ayah mencari rumput itu,” ungkapnya.

“Saya juga pengen sekolah sama adik. Tapi kasian bapak ibu untuk bayar uang sekolah saja tidak cukup,” sambungnya.

Sedangkan melihat kondisi Nur saat ini, juga perlu mendapatkan perhatian. Kaki palsunya sudah tidak layak dipakai lagi karena sudah rusak dan perlu adanya perbaruan.

Perlu diketahui, Keluarga tersebut tinggal di daerah naik turun bukit, dan jalanan yang terjal bebatuan.

Dari informasi yang dihimpun wartawan di lapangan, bapak kandung (Tohari) kakak beradik itu sedikit mengalami depresi.

“Bapaknya sedikit tidak normal, tapi tidak bisa diajak komunikasi dengan lancar. Ngomongnya sudah ke sana kemari. Ibunya yang mencari rumput sehari-harinya untuk di jual itu,” ucap Mistar selaku Paman.

Untuk hasil menjual rumput itu, lanjut Mistar, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya itu.

“Ya kondisi keluarga ini tidak bisa menyekolahkan kedua anaknya. Hasil dari mencari rumput itu saja cuma cukup dibuat makan,” ujarnya.

Mistar juga menjelaskan terkait kondisi Nur yang membutuhkan kaki palsu.

“Dulu pernah dapat bantuan untuk kaki palsunya nur ini. Tapi sekarang kondisinya sudah rusak lagi. Semoga mendapatkan bantuan dari pihak mana saja. Kasian soalnya. Apalagi setiap harinya nguli bantu keluarganya,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment