Mengenal Ustaz Hanan Attaki, Sosok Da’i Muda yang Akrab dengan Milenial

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Ustaz Hanan Attaki saat berdakwah di acara Sarasehan Akbar One Purpose Menggapai Keridhaan Allah Bahagia Dunia Akhirat, di Convention Hall Kampus dr. Soebandi, Kecamatan Patrang, Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Ustaz Hanan Attaki atau akrab disapa UHA untuk pertama kalinya datang ke Jember. Selama dua hari UHA di Jember, dari tanggal 2 – 3 Juni 2023.

Kegiatan UHA di Jember diawali dengan sowan ke tokoh-tokoh kiai berlatar belakang NU. Kemudian melakukan dakwah di Ponpes Riyadlus Sholihin, Jumat malam (2/6) kemarin.

Dilanjutkan Sabtu (3/6) hari ini, berdakwah di acara Sarasehan Akbar One Purpose Menggapai Keridhaan Allah Bahagia Dunia Akhirat, di Convention Hall Kampus dr. Soebandi, Kecamatan Patrang, Jember.

Terkait kedatangan UHA di Jember dalam kegiatan dakwahnya, Ketua Panitia Acara Sarasehan Robby Vidiansyah Prasetio mengatakan mendatangkan UHA, karena dinilai sebagai sosok Da’i yang akrab dengan generasi milenial.

“Alhamdulillah alasan kami mendatangkan Ustaz Hanan Attaki karena memang beliau selain pendakwah, tapi di sisi lain beliau seperti selebriti. Jadi di tengah-tengah seperti influencer. Apalagi beliau banyak dakwah-dakwahnya digemari oleh anak-anak muda dan sesuai dengan tujuan komunitas kita, yakni ingin bagaimana anak-anak muda dan kalangan umum ingin mengenal Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” kata pria yang akrab disapa Vidi ini.

Baca Juga:  Viral, Ketua RT di Jember Tiba-tiba Meninggal Saat Lihat Hewan Kurban Disembelih

“Bagaimana itu Islam yang baik, sejuk dan ramah yang bersaudara. Kami ingin mengenalkan kepada anak-anak muda juga, bagaimana Islam yang sebenarnya. Karena kan anak-anak muda sekarang itu pergaulannya sudah besar (cepat dewasa),” sambungnya.

Terkait kemasan acara sarasehan yang dimaksud, kata pria yang juga Ketua Creative Youth Indonesia ini, disesuaikan dengan kebutuhan anak muda millenial.

“Sesuai dengan gaya anak-anak muda agar bisa diterima. Karena dakwah itu bagaimana cara pengemasannya biar bisa dikemas dan diterima oleh publik,” ucapnya.

Terkait acara Sarasehan yang digelar ini, lanjut Vidi, kedua kalinya digelar. Juga untuk saat ini, berkolaborasi dengan para pengusaha-pengusaha muda yang tergabung di organisasi HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) di Jember.

“Memang kami sudah merencanakan dari awal, dan Ustaz Hutri (tokoh da’i muda di Jember), dan kawan-kawan, mengundang beliau untuk datang ke sini. Untuk pesertanya dari kalangan millenial, tapi juga ada yang umum. Tapi rata-rata dari kalangan millenial. Kami juga bekerjasama dengan Pengusaha Muda HIPMI Indonesia,” ulasnya.

Baca Juga:  Cuaca Ekstrim, Harga Cabai dan Terong di Jember Lesu

Terpisah, Ketua Dewan Kehormatan HIPMI Jember Agusta Jaka Purwana mengatakan tausiyah yang disampaikan juga dianggap bermanfaat bagi para pengusaha muda, yang notabene juga masuk dalam wilayah kaum millenial.

“Jadi dari isinya tadi, bahwa pengusaha juga tidak hanya mengejar dunia saja. Tapi akhirat juga bisa dapat. Kemudian ketika menghadapi masalah bisnis sebagai pengusaha, jangan langsung melihat persoalannya. Tapi lihat dulu hubungan dengan Allah bagaimana,” ujar Agusta.

“Artinya ini paradigma baru, bahwa teman-teman pengusaha harus berpikir positif. Apalagi Allah tidak akan memberikan masalah yang berat yang tidak dapat ditanggung umatnya. Bahasanya mengena dan mudah dicerna mudah, apalagi kaum-kaum muda,” sambungnya.

Baca Juga:  Turun Taraweh, Ratusan Jemaah Masjid Jami' Jember Ikuti Suntik Vaksin Binda Jatim

Sementara itu menurut salah seorang peserta sarasehan lain, Amelia Dini Yoanita. Soal isi ceramah ataupun tausiyah dinilai pas dengan gaya anak muda saat ini.

“Isinya membahas tentang bagaimana kita percaya bahwa doa-doa kita dikabulkan. Juga percaya, bagaimana kita itu biar tetap istikomah. Apalagi hal ini bagusnya, isi ceramahnya itu relate (sesuai) dengan problematika anak-anak muda sekarang. Soalnya kan anak muda sekarang itu era digital itu sudah pesat, jadi banyak lupa bagaimana minta ke Allah. Ceramahnya mengena,” ujar perempuan yang akrab disapa Amel ini.

Soal adanya problematika yang pernah terjadi, apalagi soal baiat NU dan lain sebagainya. Dinilai, bukan persoalan rumit.

“Soal baiat NU ataupun lainnya, saya bukan golongan mana-mana. Ya saya anggap biasa saja, beda-beda (keyakinan) tapi tetap sama Islam,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment