Hadiri Seminar Budaya, Bupati Sumenep Dorong Generasi Muda Lestarikan Warisan Leluhur

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
Hadiri Seminar Budaya, Bupati Sumenep Dorong Generasi Muda Lestarikan Warisan Leluhur

Foto: Bupati Sumenep Achmad Fauzi menghadiri Seminar Kebudayaan Nasional dengan tema Melestarikan Budaya Leluhur Madura, di kampus Unija Sumenep.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Bupati Sumenep Achmad Fauzi menghadiri Seminar Kebudayaan Nasional dengan tema Melestarikan Budaya Leluhur Madura, di Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep. Rabu, 03 Agustus 2022.

Melalui seminar kebudayaan diharapkan dapat menggairahkan semangat generasi penerus untuk melestarikan budaya leluhur Madura.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, budaya merupakan suatu warisan leluhur yang mempunyai nilai kearifan lokal sebagai warisan secara turun temurun, sehingga generasi muda bertanggung jawab untuk melestarikan dan mempertahankannya.

“Generasi saat ini harus melestarikan budaya leluhur, supaya mereka tidak melupakan nilai-nilai kearifan lokal serta sejarah,” kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi, di Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep.

Baca Juga:  Gema Takbir Iduladha 1443 H Secara Online, Bupati Sumenep Sematkan Sejumlah Pesan

Pihaknya mengharapkan, Seminar Kebudayaan yang digelar Unija menjadi pemicu bangkitnya generasi muda, untuk menulis kisah atau cerita tentang sejarah dan budaya Kabupaten Sumenep dan Madura pada umumnya.

Saat ini, masyarakat di tengah gempuran perkembangan digitalisasi berefek positif dan negatif ke seluruh sektor kehidupan termasuk budaya, seperti perkembangan media sosial (medsos) yang berdampak kepada budaya lokal akibat masuknya budaya luar.

Imbasnya, kata politisi muda PDIP ini, secara perlahan bisa mempengaruhi sistem nilai yang menyebabkan krisis identitas dan moralitas di kalangan generasi muda dan semua lapisan masyarakat.

Baca Juga:  Bupati Hendy Ajak Semua Masyarakat Nobar Timnas di Alun-Alun Jember

“Jika generasi penerus tidak ada niat ingin memiliki dan mempertahankan budaya leluhur yang diajarkan nenek moyang, tentu saja pengaruh perkembangan teknologi yang membawa budaya bertentangan dengan budaya lokal bisa menghilangkan dan menyesatkan jati diri,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Rektor Univeristas Wiraraja (Unija) Sjaifurrachman, mengungkapkan, melestarikan budaya merupakan upaya menjaga, mempertahankan dan melindungi eksistensi suatu kebudayaan, sekaligus memperkenalkan kepada generasi penerus di era teknologi saat ini.

“Sebagai pelestarian budaya leluhur itu melalui pembuatan film Jokotole yang merupakan salah satu tokoh bersejarah di Kabupaten Sumenep termasuk Madura, sehingga bisa mengenalkan sosoknya kepada masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga:  Saling Menguatkan di Masa PPKM Darurat, Satpol PP dan Baznas Sumenep Bagikan Sembako ke PKL

Pembuatan film Jokotole harus diapresiasi, karena bisa menghilangkan teori watak orang Madura yang dinilai keras.

“Film Jokotole bisa memberitahukan kepada masyarakat luas, bahwa penampilan orang Madura mempunyai budaya leluhur yang sopan dan ramah seperti bahasa dan busananya,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment