Legislator Sebut Sumenep Memiliki Tradisi Telat Merealisasikan Serapan APBD

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
Legislator Sebut Sumenep Memiliki Tradisi Telat Merealisasikan Serapan APBD

Foto: Sekretaris Komisi IV DPRD Sumenep Ach Naufil MS. (Dok. Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Kabupaten Sumenep for wartazone.com).

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Anggota DPRD Kabupaten Sumenep meminta pemerintah daerah segera mempersiapkan perencanaan umum pelaksanaan program 2023 secara matang agar serapan APBD terserap sejak awal tahun.

Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi IV DPRD Sumenep Ach Naufil MS. Pihaknya menilai selama ini Pemerintah Kabupaten Sumenep memiliki tradisi telat merealisasikan serapan APBD.

Biasanya, kata politisi PKB itu, APBD Sumenep baru terealisasi pada periode Maret hingga April.

“Tradisi seperti itu harus diakhiri. Pemerintah sejak dini harus mengantisipasi keterlambatan realisasi APBD sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,” kata Naufil.

Baca Juga:  Komisi IV DPRD Sumenep Sidak Puskesmas Batuan, Minta Para Nakes Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Belanja pemerintah secara tidak langsung untuk mengurangi kesenjangan sosial. Apabila serapan APBD lambat maka akan membuka lebar jurang pengangguran dan kemiskinan.

“Karena belanja pemerintah adalah stimulus bagi ekonomi daerah. Oleh sebab itu, tahun depan serapan APBD kita bisa dimulai dari awal tahun, paling tidak Februari sudah jalan,” ujar Naufil.

Untuk diketahui, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sumenep tahun 2023 telah selesai dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama eksekutif November 2022.

Kini, APBD Sumenep 2023 menunggu hasil evaluasi Gubernur Jawa Timur untuk kemudian disahkan.

Baca Juga:  Soroti Ketergantungan Terhadap Dana Transfer Pemerintah Pusat, Legislator Minta Pemkab Sumenep Lakukan Trobosan Besar

Bupati Sumenep Achmad Fauzi selama ini gencar melakukan kegiatan untuk menekan inflasi. Pihaknya mengapresiasi semangat bupati.

“Cita-cita itu seyogyanya juga diperhatikan dan diterjemahkan oleh bawahannya, bahwa inflasi itu akan terjadi jika serapan APBD lambat,” tegas Naufil.

Selain masalah serapan yang selalu telat, Naufil juga menyoroti kualitas program pemerintah. Seperti halnya infrastruktur dan kualitas pendidikan dan kesehatan, maka itu perlu diperhatikan.

“Lebih-lebih di daerah kepulauan agar tidak selalu merasa dianaktirikan,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment