Begal Payudara dan Curanmor Hantui Mahasiswa Jember

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Kegiatan diskusi bertajuk Jumat Curhat yang diinisiasi Polres Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Kegiatan diskusi bertajuk Jumat Curhat yang diinisiasi Polres Jember, mengundang kurang lebih 30 mahasiswa asal Universitas Jember, Jumat (4/8/2023).

Diungkapkan oleh perwakilan mahasiswa, soal kejahatan pelecehan seksual yang akrab disebut begal payudara dan aksi curanmor (pencurian motor). Menjadi momok yang dinilai mengkhawatirkan dan meresahkan saat ini. Terlebih peristiwa tersebut terjadi di lingkungan sekitar kampus wilayah Jember.

Dalam kegiatan diskusi yang digelar di salah satu cafe di wilayah Kecamatan Sumbersari, Jember itu, terungkap bahwa aksi begal payudara dan curanmor, hampir sering terjadi. Namun terkait penyelesaian dan pengungkapan kasus, masih dinilai belum memberikan hasil sesuai harapan.

Bahkan isu yang beredar soal ungkapan sia-sia lapor polisi. Malah membuat kepercayaan masyarakat masih kurang terhadap para aparat penegak hukum.

“Terkait kasus yang saya tahu dan selama ini banyak terjadi di daerah kampus. Itu terkait pelecehan seksual begal payudara dan Curanmor. Apalagi soal pelecehan seksual itu, menakutkan bagi kami para mahasiswi. Padahal terkadang kita harus keluar kos, apakah itu beli makan ataupun berkegiatan kuliah dan mengerjakan tugas kampus,” kata Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember (Unej) Elizabeth Usra Lustiana, saat dikonfirmasi usai acara.

“Dengan momok (aksi kejahatan) ini, tentu kita menjadi takut. Sehingga kita berharap ada perhatian terkait ini,” sambung perempuan yang akrab disapa Elizabeth itu.

Baca Juga:  Guncangan Gempa Terasa di Wilayah Selatan Jember, BPBD Kumpulkan Informasi Terdampak

Namun lewat kesempatan diskusi yang dilakukan dengan anggota Polres Jember, lanjutnya, dengan momok menakutkan soal aksi kejahatan yang dimaksud. Menjadi sebuah kesempatan untuk bisa curhat secara langsung.

“Menurut saya dengan adanya Curhat Jumat ini, bisa menyampaikan uneg-uneg kita. Dimana sebelumnya itu tidak ada patroli dari polisi. Ke depannya semoga mungkin ada. Mahasiswa bisa aman. Karena terkait aksi pelecehan seksual contohnya begal payudara itu, mudah terjadi di gang-gang kecil sekitaran kampus,” ujarnya.

“Bahkan juga terkait kasus curanmor itu, juga sama. Jadi ada rasa khawatir dari kita terkait kejahatan itu,” imbuhnya.

Dengan uneg-uneg yang disampaikan itu, mahasiswi semester 4 di Fakultas Hukum Unej itu mengatakan, tidak hanya berhenti soal momok kejahatan yang meresahkan.

Terkait melaporkan adanya aksi kejahatan, katanya, juga dinilai belum memberikan kelegaan hati.

“Dari pengalaman yang saya tahu, saat ada korban. Itu takut mau lapor polisi. Karena maaf, kadang ribet prosesnya. Apakah itu dipersulit atau bentuk laporan ke mananya juga bingung. Juga kami khawatir pelaku yang dilaporkan ini malah menjadi-jadi. Sehingga kami (atau para korban) lebih memilih diam karena kendala itu,” ungkapnya.

Namun demikian, lebih lanjut kata Elizabeth, pihaknya mewakili puluhan mahasiswa lainnya, masih mengapresiasi niat polisi. Untuk berusaha memberikan perhatian, ataupun solusi soal penanganan ataupun proses pengungkapan kasus kejahatan.

Baca Juga:  Kasus Dugaan Korupsi di DP3AKB Jember, Terkait Pemotongan Dana Diklat Percepatan Penurunan Stunting

“Tadi disampaikan saat diskusi, Alhamdulillah ada perhatian dari Polres Jember. Mungkin bisa ditingkatkan lagi soal pelayanan dari polisi. Sehingga kita berharap ada rasa aman dan mengayomi seperti yang kami harapkan,” katanya.

Menanggapi keluhan yang diungkapkan saat kegiatan diskusi, salah seorang pemateri Kabag Ren Polres Jember Kompol Sudariyanto mengatakan, aksi kejahatan yang meresahkan itu, saat ini sudah menjadi perhatian polisi.

“Namun demikian, dari kegiatan ini kami memberikan motivasi agar adik-adik mahasiswa ini mampu menjadi polisi bagi dirinya sendiri. Artinya, tidak hanya mengandalkan polisi. Tapi juga dapat mencegah terjadinya kejahatan,” kata Sudariyanto saat dikonfirmasi terpisah.

Ia juga mengingatkan, soal upaya mencegah terjadinya tindak kejahatan. Juga dibutuhkan kolaborasi bersama.

“Jadi kami juga mendorong bagi ibu-ibu yang memiliki rumah kos. Juga harus bisa mengamankan lingkungannya. Minimal dengan memasang kamera CCTV, sehingga bisa memantau semua (aktifitas atau kegiatan) di tempat kosnya. Kami juga berharap adanya sinergitas antara Polres Jember dengan adik-adik mahasiswa. Agar tidak ada sekat lagi,” ujarnya.

Menanggapi dan menepis isu negatif soal sia-sia lapor polisi. Sudariyanto juga memberikan tanggapannya.

“Nah untuk meyakinkan itu semua, yang jelas saat masih ada persoalan dalam tanda kutip (sia-sia atau masih dianggap ribet saat harus membuat laporan ke polisi). Kami anggap sebagian yang merasakan hal itu. Mungkin karena ada kesalahpahaman soal penanganan kasus kejahatan. Seperti tadi dicontohkan, ada korban pelecehan seksual,” paparnya.

Baca Juga:  Pengurus DPD NasDem Datangi Kantor DPC Gerindra, Bahas Pasangan Anies - Prabowo?

“Dimana berharap untuk segera ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Jember. Nah padahal mekanismenya terkait pelaporan, itu melalui SPKT,” sambungnya sehingga terkesan lambat penanganan.

Sehingga dengan isu negatif itu, lanjutnya, akan dilakukan evaluasi secara internal di wilayah Polres Jember.

“Mungkin untuk lebih luwes nantinya, kami akan memberikan saran kepada pimpinan. Berkaitan dengan penerimaan laporan polisi, jika ada korban pelecehan seksual atau berkaitan dengan anak-anak dan wanita. Mungkin nanti bisa dikedepankan, dari Polwan yang bisa menangani. Sehingga bisa lebih soft lagi dalam penanganan laporan atau saat proses lidik terhadap apa yang dialami korban. Jadi gak perlu takut lapor polisi, karena semua yang kami terima (laporan) ditangani,” ujarnya menegaskan.

“Dengan lewat program Jumat Curhat ini, yang merupakan inisiasi dari pak Kapolri. Tujuannya kita bersilaturahmi dengan seluruh komponen masyarakat yang ada di seluruh Indonesia. Lewat program ini, tujuannya ada saran dan masukan. Untuk ke depan polisi ke depan bagaimana. Lebih bagusnya polisi bagaimana,” imbuhnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment