SUMENEP, (WARTA ZONE) — Komando Distrik Militer (Kodim) 0827 Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke-75 di Lingkungan Delama, Pajagalan, Kota Sumenep. Senin (5/10/2020).
Dengan mengusung tema ‘Sinergi untuk Negeri’ diharapkan seluruh komponen masyarakat Kota Keris akan senantiasa bergandengan tangan dengan TNI untuk kemajuan bangsa.
“Kita bersinergi baik dengan masyarakat dan stakeholder yang ada serta seluruh lapisan masyarakat agar kita bisa kuat,” tegas Dandim 0827 Sumenep, Letkol Inf Nurcholis, saat diwawancara sejumlah media, Senin (5/10/2020).
Lewat sinergi, lanjut Nur Cholis, seluruh pihak akan bisa menjalin kerjasama dengan baik terutama dalam menghadapi kondisi pandemi saat ini.
“Kalau zaman Bung Karno dulu kita melawan penjajah. Saat ini kita dihadapkan dengan bangsa kita sendiri, makanya kita harus menjalin kebersamaan khususnya dalam memakai masker di tengah kondisi Covid seperti ini,” tegasnya.
Dandim Nur Cholis menambahkan, di samping persoalan pandemi, warga Kota Keris juga dihadapkan dengan persoalan peredaran gelap narkoba.
“Sehingga dengan adanya sinergi TNI, Polri dan seluruh jajaran masyarakat Insya Allah tugas pokok kita ke depan akan tercapai, mulus dan mungkin lebih mudah dalam memberantas narkoba,” sebutnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim menyatakan, momentum HUT TNI ke-75 harus dijadikan refleksi untuk menjalin kebersamaan antar komponen bangsa. Sebab, kesatuan dan persatuan akan membuat bangsa ini kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai persoalan.
“Kalau kuat sinergi TNI dengan semuanya maka negara ini akan maju. Maka saya kira semua masyarakat juga harus membantu langkah-langkah TNI dalam rangka penguatan negara dan bangsa ini,” ajaknya.
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan penjelasan sejarah TNI di laman resmi tni.mil.id, semula TNI bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) diubah namanya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Perubahan ini dilakukan dengan dasar Maklumat Pemerintah. Bunyi maklumat tersebut adalah sebagai berikut:
“Untuk memperkuat perasaan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat,” dikutip dari Ensiklopedi Umum (1991).
Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
Mengapa kelahiran TKR dijadikan hari lahir TNI, disebutkan dalam buku yang sama bahwa TKR adalah pasukan atau aparat resmi yang pertama kali dimiliki Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Sebelumnya, Indonesia belum memiliki angkatan atau pasukan tentara resmi, karena dalam menghadapi kekuatan asing yang ada, Pemerintah memiliki kebijakan untuk mengedepankan strategi diplomasi.
Sehingga, BKR yang sudah ada sebelum TKR ternyata bukan lah suatu angkatan perang, melainkan hanya berfungsi sebagai pertahanan sipil.
Namun ternyata perubahan dari BKR menjadi TKR sempat menimbulkan banyak pendapat. Para pemuda tidak menyetujui kebijakan pemerintah tersebut.
Alasannya Indonesia saat itu masih harus menghadapi kekuatan militer baik Jepang, Inggris, dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan.
Digagas oleh Urip Sumoharjo
Mengutip 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia (2009), TKR dibentuk berangkat dari kegelisahan Urip Sumoharjo di hari-hari awal kemerdekaan Republik.
“Tidak mungkin sebuah negara berdiri zonder tentara,” kata Urip sebagaimana dituliskan dalam buku tersebut.
Kegelisahannya pun terjawab ketika ia dan para mantan perwira Pembela Tanah Air (Peta) menggagas berdirinya organisasi “pelindung bangsa” bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta pada hari yang kini diperingati sebagai HUT TNI.
Oleh karena itu, sosoknya dikenal sebagai peletak dasar kemiliteran Indonesia.
Sejak awal pembentukannya di masa perjuangan kemerdekaan, pasukan militer nasional ini memang mengalami sejumlah pergantian nama hingga diganti menjadi TNI pada 3 Juni 1947 oleh Presiden Soekarno. Dan nama TNI ini lah yang masih bertahan sampai detik ini. (die/bil)
Comment