JEMBER, (WARTA ZONE) – Penyelidikan kasus dugaan keracunan massal sekitar 43 orang warga di Dusun Tutul, Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Jember terus dilakukan aparat kepolisian.
Meraka diduga keracunan usai menyantap nasi kotakan dari hajatan Tahlil 40 hari kematian warga setempat.
Kata Kapolsek Ambulu AKP Ma’ruf, saat ini pihaknya masih dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. Dimana diketahui, saksi-saksi yang diperiksa itu adalah tamu undangan yang hadir dalam acara hajatan tahlil 40 hari kematian warga.
“Untuk pemeriksaan saksi, tuan rumah atau pemilik acara hajatan masih belum bisa diperiksa. Karena juga ikut menjadi korban. Kami juga meminta bahan keterangan, dari saksi (tamu undangan) yang mengikuti kegiatan itu. Kurang lebih sampai saat ini, sudah ada 4 orang yang kami periksa. Mohon waktu untuk perkembangan dari proses penyelidikan yang kami lakukan,” kata Ma’ruf saat dikonfirmasi di Mapolsek Ambulu, Senin (10/4/2023).
Sementara itu, lanjut Ma’ruf, untuk para korban yang diduga keracunan dan sampai harus mendapat perawatan di puskesmas setempat. Saat ini, lanjutnya, hanya tersisa dua orang yang masih dirawat intensif.
“Perkembangan sampai pagi hari ini, Alhamdulillah dari 43 orang itu (diduga keracunan). Sekitar 39 orang sudah berangsur pulih (bisa rawat jalan), menyisakan 4 orang yang masih dirawat di Puskesmas Ambulu,” katanya.
“Kemudian dari 4 orang itu, tadi malam bisa pulang. Sampai saat ini menyisakan 2 orang yang masih dirawat di Puskesmas. Untuk dua orang ini, apakah salah satunya itu pemilik hajatan yang diketahui juga ikut keracunan. Itu kami masih belum tahu. Ini kami akan ngecek ke Puskesmas untuk memantau perkembangannya,” sambungnya menjelaskan.
Lebih lanjut Ma’ruf juga menyampaikan, dari kasus dugaan keracunan makanan saat hajatan tahlilan 40 hari kematian itu. Untuk sampel makanan masih dilakukan pemeriksaan di Labfor.
“Kami juga masih menunggu hasil Labfor dari sisa makanan yang dihidangkan dalam acara tahlilan itu. Tapi yang jelas, (dugaan kuat) keracunan makanan itu bukan saat makanan dihidangkan pada acara. Tapi dari nasi berkatan (nasi kotak) yang dibawa pulang oleh para tamu undangan. Sehingga korban (kebanyakan), adalah para sanak saudara atau keluarga dari para tamu undangan,” ulasnya.
“Termasuk hasil Labfor nanti akan kami sampaikan, karena butuh waktu untuk proses pemeriksaan,” imbuhnya. (*)
Comment