Demo PMII Jember Ricuh, Kritisi Pembahasan Revisi Perda RT/RW

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Aksi demonstrasi dari PMII Jember, di depan Kantor DPRD Jember, Kamis (14/9/2023).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Aksi demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember ricuh di depan Kantor DPRD Jember, Kamis (14/9/2023).

Aksi unjuk rasa mahasiswa dari seluruh perwakilan universitas Jember itu digelar untuk mempertanyakan pembahasan Revisi Perda RT/RW.

Kericuhan dipicu aksi saling dorong antara mahasiswa yang bermaksud untuk masuk ke dalam halaman Gedung Parlemen. Ditambah dengan adanya pencegahan oleh barikade pengamanan dari Polres Jember.

Selain itu, terjadinya kericuhan juga sebagai ungkapan kekecewaan massa aksi yang hanya ditemui seorang anggota dewan.

Para mahasiswa tersulut emosi, dan aksi saling dorong itu juga diimbuhi dengan tindakan dari sejumlah mahasiswa yang menendang pagar Gedung DPRD Jember yang ditutup oleh polisi anggota Satpol PP Pemkab Jember. Bahkan juga ada aksi melempari botol-botol plastik ke arah polisi.

Adanya barikade pagar berduri juga sampai ditembus oleh mahasiswa yang sedang berunjuk rasa. Pantauan di lokasi aksi, tampak ada satu orang mahasiswa yang terluka di bagian pipi sebelah kanan.

Mahasiswa yang terluka itu diamankan oleh rekannya di warung dekat pintu masuk Gedung DPRD Jember.

“Tadi itu sahabat-sahabat mau masuk (gedung DPRD) menemui 7 fraksi yang disepakati untuk bertemu. Ternyata tadi tidak ada yang keluar, hanya satu orang yang dari Fraksi PKS. Namanya menagih janji, memaksa untuk masuk. Kemudian sama aparat kepolisian, dihalangi dengan menutup pintu gerbang. Sehingga terjadilah aksi saling dorong antara polisi dan massa aksi,” kata Ahmad Faiz Ketua 1 Cabang Bidang Kaderisasi PMII Jember saat dikonfirmasi disela aksi.

Baca Juga:  DPRD Jatim Soroti Pengajuan Lahan BPN ke Pemkab Jember

Karena sudah tidak kondusif dan keos. Terjadi aksi melempar dari massa aksi, namun kemudian dihalau dengan ada semprotan kecil dari (Water Canon) polisi.

“Dari semprotan itu, kemudian massa aksi pecah dan dilanjutkan aksi melempar yang masif dari teman-teman,” sambungnya.

Untuk menghalau aksi massa yang beringas, truk water canon menyemprotkan air ke arah puluhan mahasiswa. Agar aksi massa yang beringas dan bermaksud merengsek masuk ke dalam gedung DPRD Jember dapat berhenti.

“Kemudian Karena dari lemparan itu tidak tahu menggunakan apa. Kena (salah satu peserta aksi) Sekretaris Bidang 2 Gerakan yang kena bagian pipi di bawah mata sebelah kanan. Nah saat kena lemparan ini, korban jatuh dan kena sepatu polisi,” katanya.

Dari aksi unjuk rasa ini, lanjut Faiz, merupakan upaya desakak dari PMII Jember. Untuk melakukan pengawalan tentang Perda RT/RW. Diketahui saat ini, sudah pada pembahasan tahapan keempat kalinya.

Baca Juga:  Sidak Lahan Limbah Triplek yang Kebakaran, DPRD Jember: Lokasi Ditimbun Tanah dan Kerahkan Dinas Terkait

“Setelah sebelumnya, kurang lebih ada 13-14 pembahasan (soal Perda RT/RW) ini. Nah dari beberapa fraksi, yang kemarin sempat kita pernah membahas. Sepakat untuk menghapus beberapa klausul soal pertambangan di Kabupaten Jember. Tapi belum dapat kesepakatan dari DPRD Jember,” jelasnya.

“Karena itu, aksi hari ini adalah mendesak untuk meminta kepastian soal pengawalan dan membuka partisipasi publik seluas-luasnya. Agar keterlibatan masyarakat tentang penyusunan Perda RT/RW ini sesuai dengan prosedural,” imbuhnya.

Terkait kericuhan itu, diketahui seorang anggota Komisi 4 DPRD Jember Nur Hasan tampak menemui massa aksi. Namun meskipun ada anggota dewan legislator PKS itu tidak bisa meredam emosi massa aksi.

“Apa yang diperjuangkan oleh adik-adik mahasiswa ini, adalah sama dengan apa yang dilakukan oleh Pansus Pembahasan Perda RT/RW. Kegelisahan adik-adik ini adalah juga sama dengan apa yang kami bahas, bagaimana tentang keterbukaan Uji publik, itu kita marah juga dengan Tim Eksekutif (Pemkab Jember),” kata Nur Hasan saat dikonfirmasi terpisah di dalam Gedung Parlemen.

Baca Juga:  Warga Resah Lalu Lalang Truk Besar, Persoalan Bertambah Portal Ditemukan Patah Diduga Dirusak

Soal Gumuk, lanjutnya, yang kemarin saat dibahas di Pansus disepakati untuk menjadi Hutan Lindung. Saat ini masih dicarikan cantolan hukumnya oleh eksekutif.

“Sehingga besok Senin atau Selasa nanti kita bahas dengan pihak Eksekutif untuk bahas itu lagi. Kemudian persoalan tambang, itu sudah kita clear kan kemarin. Bahwa yang sudah melakukan pertambangan terbuka, kita masukkan dalam Perda RT/RW. Yakni khusus (pertambangan) batu gamping di Gunung Sadeng, Kecamatan Puger,” jelasnya.

“Kemudian yang lain, seperti halnya pertambangan bijih besi di Pantai Paseban itu kita close. Kita tegaskan, bukan menjadi wilayah pertambangan. Nanti akan dijadikan daerah pertanian, atau penahan reboisasi dan lain sebagainya,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Mohammad Nurhidayat juga tampak memantau pengamanan aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa dari PMII Jember.

Kata Nurhidayat, pihaknya mengerahkan 243 personel untuk mengamankan aksi.

“Kami berharap tidak ada konflik atau benturan, karena masyarakat berhak menyelenggarakan aspirasinya. Tapi ada beberapa aksi provokasi untuk menyerang aparat dan memaksakan masuk. Kami imbau teman-teman untuk bersabar, karena kami tak ingin ada benturan,” ujarnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment