Jelang Natal dan Tahun Baru, Polrestabes Surabaya Gelar Simulasi Pengamanan Gereja

0 Komentar
Reporter : Muhammad Arkha
Foto: Polrestabes Surabaya, saat mengadakan simulasi pengamanan di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Jalan Kepanjen Surabaya.

Foto: Polrestabes Surabaya, saat mengadakan simulasi pengamanan di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Jalan Kepanjen Surabaya.

SURABAYA, (WARTA ZONE) – Menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Polrestabes Surabaya mengadakan simulasi pengamanan di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Jalan Kepanjen Surabaya, Minggu (21/11/2021).

Simulasi tersebut ditinjau langsung oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol A. Yusep Gunawan dan didampingi Wakapolrestabes Surabaya AKBP Hartoyo.

Menurut Kombes Pol. Yusep, simulasi digelar sebagai antisipasi Polrestabes Surabaya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan kecolongan oleh aksi teror pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru, sekaligus sebagai acuan Pengamanan pada saat Nataru di seluruh wilayah Surabaya.

“Kami bekerja sama dengan pihak Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria beserta Satgas Penanggulangan Covid-19 dan dibantu dengan Ormas yang ada, mengadakan simulasi pengamanan untuk persiapan Hari Natal dan juga Tahun baru agar kita semua tidak kecolongan, karena Surabaya pernah terjadi cerita pahit terkait gangguan teroris,” ucap Kombes Pol A. Yusep Gunawan.

Baca Juga:  Kapolda Jatim Siapkan Pengamanan Jelang Tahun Baru

Tidak hanya itu, Kapolrestabes Surabaya juga menyampaikan bahwa pengamanan ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, hanya saja kali ini diberlakukan protokol kesehatan yang ketat karena dalam masa pandemi Covid-19.

“Kita tahu bersama bahwa saat ini Surabaya memang sudah Level 1 tetapi kita tetap harus waspada dan kita percaya bahwa Pandemi Covid 19 ini masih ada, untuk itu perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini kita tetap laksanakan prokes ketat, sehingga jangan sampai nanti terjadi penularan dan ada klaster baru setelah perayaan Nataru ini,” imbuh Yusep.

Baca Juga:  Komisi III DPR RI Apresiasi Penanganan Covid-19 di Surabaya

Proses simulasi meliputi apel pengamanan, tactikal floor game (TFG), sterilisasi oleh brimob, secdoor serta apel konsolidasi yang dipimpin oleh Kasubag Kerma, yang berperan sebagai Perwira Pengendali Pengamanan (Padal PAM).

Sebelum memasuki gereja, para jemaat yang datang wajib untuk mengikuti protokol kesehatan yang diawasi oleh Satgas Covid-19 gereja, mulai dari wajib menggunakan masker, cuci tangan menggunakan sabun, scan barcode aplikasi peduli lindungi, cek suhu tubuh, hingga penyemprotan di bilik disinfektan.

Jemaat boleh masuk apabila scan barcode aplikasi peduli lindungi berwarna hijau. Apabila scan barcode aplikasi peduli lindungi berwarna Merah yang berarti belum vaksin, maka disediakan vaksin covid-19 di tempat.

Baca Juga:  Jelang Penetapan Upah Minimum 2022, Polrestabes Surabaya Memprakarsai Ngopi Bareng Forkopimda

Untuk tempat duduk diatur dan terdaftar atas nama jemaat yang mendapatkan undangan sesuai jadwal untuk memudahkan pengawasan dan tracing apabila terjadi sesuatu.

“Jika ditemukan jemaat yang terbukti positif Covid-19, maka akan ditempatkan di ruang isolasi yang telah disediakan, serta langsung ditangani dan ditindak lanjuti oleh Satgas Covid-19 Kota Surabaya,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment