PAMEKASAN, (WARTA ZONE) – Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) menggelar pertemuan Silaturahmi dan Halal Bihalal dengan para tokoh yang ada di Madura.
Acara yang mengusung teman “Berkhidmat Bersama dari Madura untuk Indonesia” diselenggarakan di gedung utama Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau (P4TM), Jl Raya Pasar Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (23/5/2023).
Bassra sendiri merupakan organisasi perkumpulan ulama pertama di Madura yang lahir pada era tahun 90an oleh para ulama pesantren karimatik di zamannya dengan ‘Membangun Madura bukan Membangun di Madura”.
Dalam cara tersebut dihadiri Menkopolhukam, Mahfud MD, Wakil Ketua BPK RI, Achsanul Qosasi, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Bupati Sumenep, Ach. Fauzi.
KH Mohammad Syafik Rofii, Sekretaris Jendral (Sekjen) Bassra menyampaikan 4 poin tausiah yang dibahas dalam dalam pertemuan tersebut.
Ia menegaskan, Bassra tidak memihak salah satu maupun partai politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Kami mengajak kepada semua pihak elemen masyarakat madura untuk menjaga kondusifitas pelaksanaan pemilu 2024 dengan saling menghormati perbedaan pandangan dan dukungan, serta dengan ini menyatakan bahwa Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) secara kelembagaan tidak berpihak terhadap salah satu kandidat manapun,” terangnya.
Kiai Syafik juga menilai Pulau Madura merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa serta meminta para pemuda untuk bahu membahu membangun Madura.
“Madura memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam fan Sumber Daya Manusia, seperti Tembakau, Garam, Migas dan lainnya. Maka dipandang perlu bagi semua putra-putri Madura untuk saling bahu membahu dan bersama-sama memikirkan tentang masa depan Madura,” ajak Kiai Syafik Rofii.
Dalam pengelolaan sumber daya tersebut, Bassra meminta pemerintah daerah dan pengusaha lokal saling bersinergi guna mendukung terciptanya pembangunan dengan memperhatikan kearifan lokal yang ada di masyarakat.
“Berharap agar potensi Sumber Daya Alam (SDA) Madura dapat dekelola secara maksimal dengan cara pemerintah daerah dan pengusaha lokal saling bersinergi dan mendukung terciptanya pembangunan Madura dan bermanfaat bagi masyarakat Madura dengan memperhatikan kearifan lokal yang ada di masyarakat,” imbuhnya.
Kia Syafik juga meminta agar pemerintah meninjau kembali perihal Rancangan undang-undang (RUU) tentang isu RUU kesehatan yang menyamakan tembakau dan turunannya salah satu Zat Adiktif sehingga membuat resah masyarakat Madura.
“Perihal isu RUU yang menyamakan tembakau dengan zat adiktif, kami meminta dan menekan pemerintah untuk meninjau ulang RUU kesehatan khususnya pasal 154 dan pasal 156, karena berpotensi merugikan banyak pihak khususnya para petani tembakau,” pungkas Kiai Haji Mohammad Syafik Rofii.
Untuk diketahui, struktur kepengurusan Bassra ialah KH. Muhammad Rofii Baidhowi sebagai Koordinator pusat dan KH. Mudatssir Badruddin asal Pamekasan.
Koordinator Wilayah Bangkalan, KH. Syafi’ Rofii (Sekjend), KH. Makki Nasir, KH. Imam Bukhori, Sumenep, KH. Ahmad Fauzi Tidjani, KH. M Sholahuddin Abd Waris, dan Sampang KH. Mahrus Malik, KH. Syafi’ Wahid. (*)
Comment