Cuaca Ekstrem di Pulau Masalembu Sebabkan Krisis Pangan, Begini Harapan untuk Pemerintah Sumenep dan Pemprov

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
Foto: Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath. (Humas Protokol dan Publikasi DPRD Sumenep/wartazone.com)

Foto: Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath. (Humas Protokol dan Publikasi DPRD Sumenep/wartazone.com)

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan Pulau Masalembu Kabupaten Sumenep mengalami krisis pangan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Darul Hasyim Fath, meminta pemerintah segera menanggulangi krisis pangan yang terjadi di wilayah setempat.

Akibat krisis pangan di Pulau Masalembu akibat badai yang melanda sejak tiga minggu terakhir ini, warga kesulitan mendapat pasokan bahan pokok.

Meskipun ada, kata politisi kelahiran Pulau Masalembu itu, harganya melambung tinggi dan stoknya terbatas.

“Bayangkan, 1 orang diberi jatah beli beras dua kilogram saat beli ke toko,” sebutnya, kepada media.

Baca Juga:  Festival Layangan LED Pemkab Sumenep Tuai Apresiasi, H. Masdawi: harus menjadi agenda tahunan

Politisi muda PDI Perjuangan ujung timur pulau garam ini menceritakan, harga beras saat ini mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Sebelumnya, hanya berkisar Rp 12,5 ribu.

“Tidak hanya sembako, stok LPG juga mulai kosong, sehingga warga beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak,” sambungnya.

Disampakan Darul, warga Pulau Masalembu saat ini mulai mengkonsumsi pangan seadanya. Ada yang memanfaatkan singkong, pisang, ada pula yang konsumsi jagung dari hasil pertaniannya.

Krisis pangan ini ditambah dengan kondisi ekonomi masyarakat Masalembu yang mayoritas nelayan, tidak bisa melaut. Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah segera menanggulangi krisis pangan yang terjadi agar tidak semakin parah.

Baca Juga:  Samsiyadi: Dari Kepala Desa hingga DPRD, Tetap Setia Jaga Parkir di Barisan Banser

Ketua Komisi I DPRD Sumenep itu kemudian menyarankan Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menggunakan kapal perang milik TNI untuk dikerahkan menyuplai sembako ke Masalembu.

“Karena kapal perang itu tahan badai,” ujarnya.

Badai yang melanda saat ini tidak seperti biasanya. Sebelumnya, badai berlangsung sepekan.

“Biasanya badai terjadi sepekan, tapi siklus badai sekarang di luar prediksi. Badai datang tanpa henti selama tiga pekan secara beruntun,” ungkapnya.

Krisis pangan ini diakui salah satu tokoh masyarakat asal Desa Masalembu, Kecamatan Masalembu Komaruddin.

Baca Juga:  Jadi Pengedar Narkoba, Oknum Anggota DPRD Sumenep Terancam Hukuman Seumur Hidup

Diakuinya, saat ini beras sangat langka. Termasuk harga bahan lainnya juga naik. Warga hanya bisa mengkonsumsi seadanya.

Komaruddin menceritakan, meski beras berkutu tetap dibeli oleh warga. Itupun stoknya sangat terbatas. “Harganya antara Rp 15-17 ribu per kilogram. Itu harga beras paling murah. Biasanya harga normal beras yang layak dikonsumsi sekitar Rp12,5 ribu per kilogram,” tutur Komaruddin melalui sambungan seluler. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment