Samsiyadi: Dari Kepala Desa hingga DPRD, Tetap Setia Jaga Parkir di Barisan Banser

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Samsiyadi, Kasatkorcab Banser Sumenep yang juga menjabat anggota DPRD Kabupaten Sumenep dari Fraksi Partai NasDem. (Ist for wartazone.com)

FOTO: Samsiyadi, Kasatkorcab Banser Sumenep yang juga menjabat anggota DPRD Kabupaten Sumenep dari Fraksi Partai NasDem. (Ist for wartazone.com)

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Di tengah gemerlap panggung politik dan hiruk-pikuk jabatan formal, sosok Samsiyadi menjadi pengecualian. Ia adalah anggota DPRD Kabupaten Sumenep dari Fraksi NasDem yang justru lebih dikenal karena kerendahhatian dan kesetiaannya dalam mengabdi di tubuh Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Pria kelahiran Desa Karang Cempaka, Kecamatan Bluto, itu bukan sekadar kader biasa. Ia kini menjabat sebagai Kepala Satkorcab (Satuan Koordinasi Cabang) Banser Sumenep. Meski menyandang status legislator, Samsiyadi tidak segan untuk terjun langsung dalam kegiatan-kegiatan Banser, mulai dari pengamanan pengajian, pengaturan lalu lintas, hingga hal-hal yang kerap dianggap sepele oleh sebagian orang: menjaga parkir.

“Saya ini lahir dari Banser. Saya besar di Banser. Kalau sekarang dapat amanah di DPRD, itu bukan karena saya hebat, tapi karena saya dibesarkan oleh proses dan pengabdian di Banser,” ujarnya kepada wartazone.com. Selasa (20 Mei 2025) malam.

Baca Juga:  Darul Hasyim Fath Janji Perjuangkan Pemerataan Pembangunan di Kepulauan

Dari Desa ke Gedung Dewan

Sebelum melangkah ke panggung politik kabupaten, Samsiyadi pernah menjabat sebagai Kepala Desa Karang Cempaka. Dalam masa kepemimpinannya, ia dikenal sebagai kepala desa yang dekat dengan masyarakat dan aktif memberdayakan potensi pemuda desa, termasuk dalam kegiatan keagamaan dan sosial.

“Saya dulu keliling desa ngajak anak-anak muda aktif di Ansor dan Banser. Karena saya yakin, anak muda harus punya wadah yang bisa membentuk karakter dan jiwa sosial,” kisahnya.

Rekam jejak Samsiyadi yang bersih dan pengabdian yang konsisten menjadikan namanya diperhitungkan oleh Partai NasDem. Ia kemudian maju sebagai calon anggota DPRD Sumenep dan terpilih. Namun jabatan tak mengubah cara hidupnya.

Samsiyadi tetap mengenakan seragam loreng Banser, tetap datang ke kegiatan sebagai kader biasa, dan tetap rela berdiri berjam-jam di tepi jalan demi mengatur parkir saat acara besar digelar.

Baca Juga:  DPRD Sumenep Tuding Pemkab 'Salah' Beli Tanah Sengketa di Batuan

Menjaga Marwah Organisasi

Bagi Samsiyadi, menjadi bagian dari Banser bukan hanya soal seragam atau jabatan struktural. Baginya, Banser adalah rumah ideologis dan kultural yang membentuknya menjadi seperti sekarang.

“Di Banser, kita diajarkan adab, diajarkan arti loyalitas, diajarkan pentingnya keteladanan. Kalau saya sekarang dapat amanah di DPRD, justru saya harus menjaga marwah Banser itu dengan lebih sungguh-sungguh,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa kehadirannya di parlemen adalah perpanjangan tangan aspirasi rakyat kecil, termasuk kader-kader muda yang selama ini bergerak tanpa pamrih dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

“Saya ingin menjadi jembatan antara kader di bawah dengan pengambil kebijakan. Banyak kebutuhan mereka yang selama ini belum tersuarakan, dan saya merasa punya tanggung jawab untuk menyampaikan itu,” ujarnya.

Menginspirasi Kader Muda

Tak hanya aktif di kegiatan rutin, Samsiyadi juga kerap memberikan pelatihan dan motivasi kepada kader muda Banser dan GP Ansor. Dalam setiap kesempatan, ia selalu menekankan pentingnya keikhlasan dalam berorganisasi.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, Politisi Muda Akis Jasuli Ajak Masyarakat Cermat Terima Informasi

“Kalau ingin dihormati, jangan pernah minta dihormati. Lakukan tugas kita dengan tulus, maka penghormatan itu akan datang sendiri,” pesannya dalam salah satu pelatihan kader.

Pesan itu bukan sekadar retorika. Ia sendiri telah menjadi bukti nyata dari prinsip tersebut. Ketulusan dan pengabdiannya membuatnya dicintai bukan hanya oleh kader Banser, tetapi juga oleh masyarakat luas di daerah pemilihannya.

Di tengah perubahan zaman dan kecenderungan elitis dalam dunia politik, Samsiyadi hadir sebagai anomali yang menyejukkan. Ia membuktikan bahwa jabatan tidak harus menghilangkan jati diri, dan pengabdian sejati tak pernah mengenal panggung atau sorotan.

“Yang paling penting bukan di mana kita berdiri, tapi bagaimana kita bisa terus bermanfaat di mana pun kita berada,” ucapnya mantap. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment