SUMENEP, (WARTA ZONE) – Dalam beberapa hari terakhir, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Akibatnya, sejumlah titik jalan di seputaran kota tergenang.
Kondisi tahunan ini membuat anggota Komisi III DPRD Sumenep, M Ramzi angkat bicara. Menurutnya, hingga saat ini, hujan dengan intensitas tinggi di Kota Keris tak bisa dianggap sebagai genangan saja. Sebab, sudah memicu komentar beragam dari masyarakat.
Ramzi menilai, seharusnya dinas terkait segera mengambil langkah tepat untuk mencari jalan keluar dari persoalan klasik tersebut. “Harus ada solusi tepat. Jangan sampai ini menjadi masalah besar, nanti yang ada bukan mengatasi masalah malah menambah masalah,” tegasnya saat dikonfirmasi media ini, Kamis (7/1/2021).
Jika kondisi ini tetap dibiarkan, lanjut Politisi Hanura ini, maka dinas terkait dinilai telah gagal. “Jangan sampai pergantian dinas jadi ajang uji coba,” ucapnya.
Untuk itu, sebagai evaulasi kinerja pihaknya berencana akan memanggil dinas terkait guna membicarakan masalah genangan sudah diidentikkan dengan banjir tersebut.
“Apakah nanti akan kita panggil dinas Cipta Karya dan Dinas SDA atau hanya Cipta Karya saja. Kemungkinan dua Minggu lagi akan kita panggil,” ucapnya.
Ramzi menambahkan, pihaknya di tahun 2019 lalu telah menjalin komunikasi dengan dinas terkait untuk membicarakan persoalan tersebut. Hasilnya, dengan anggaran sebesar 200 juta diklaim akan cukup untuk menanggulangi masalah banjir.
“Katanya cukup segitu sudah bisa diatasi banjir di Sumenep, tapi apa kenyataannya, banjir juga Sumenep. Kemarin waktu pak Bambang katanya akan dilakukan optimalisasi dari hulu ke hilir. Lalu diganti pak Jakfar berubah lagi programnya, mau mereka apa sebenarnya,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya (DPRKP-CK), Moh Jakfar mengatakan, hujan yang melanda Kabupaten Sumenep dalam beberapa hari ini tak bisa disebut dengan banjir. Sebab, jika dilihat dari serapan airnya masih belum sampai satu jam.
“Sumenep bukan Sampang dan Bangkalan. Tidak ada banjir di Sumenep yang ada hanya genangan,” katanya.
Jakfar mengaku, pihaknya telah menerjunkan tim untuk meminimalisir potensi endapan lumpur di beberapa titik jalan utama Kota Sumekar. Meski menurutnya, untuk optimalisasi drainase maupun gorong-gorong saat ini masih terkendala anggaran apabila harus diperbaiki.
“Endapan yang disebabkan dari tumpukan sampah kita angkat ke permukaan. Sehingga Sumenep tidak tergenang ketika hujan turun,” simpulnya. (*)
Comment