Rekom PAN Jatuh ke Fauzi-Eva, Hairul Anwar Sebut Konsensus Kader Diabaikan

0 Komentar

Ketua DPD Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM-PAN) Sumenep, Hairul Anwar.

SUMENEP, (WARTA ZONE) — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ditetapkan akan digelar 9 Desember 2020, termasuk juga Pemilihan Bupati (Pilbup) di Kabupaten Sumenep.

Untuk itu, sejumlah partai mulai menentukan arah politik dengan mengeluarkan surat rekomendasi tentang siapa yang akan diusung di pesta lima tahunan itu.

Terbaru, DPP Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mengeluarkan surat rekomendasi kepada pasangan Achmad Fauzi – Dewi Khalifah. Partai berlambang Matahari itu menjadi partai kedua yang mengeluarkan rekom setelah PDI Perjuangan.

Hal itu berdasarkan Surat Keputusan DPP PAN nomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/030/IV/2020 tertanggal 17 April 2020.

Menariknya, SK rekomendasi DPP PAN tersebut kini jadi perbincangan hangat lantaran dinilai tidak sesuai dengan hasil rapat pleno di DPD PAN Sumenep yang digelar beberapa waktu lalu.

Pada saat itu, DPD PAN Sumenep sepakat mengusulkan Ketua DPD Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM-PAN) Sumenep, Hairul Anwar untuk menjadi Cabup atau Cawabup.

Hairul Anwar yang dikenal sebagai pengusaha muda tersebut dianggap memiliki kemampuan untuk membawa kabupaten berlambang Kuda Terbang lebih baik.

“Setelah rekom keluar, ya kami tidak kecewa, cuma terkejut, kader kan pasti bertanya, kok bisa ini, ada apa?. Apalagi yang direkom bukan kader PAN atau bahkan bukan calon yang mendaftar lewat penjaringan DPD PAN Sumenep,” terang Hairul Anwar, ditemui di kantor Madura Energi. Senin (8/6/2020).

Kata Hairul, pada saat rapat pleno yang dihadiri 47 kader PAN, semuanya mendukung dirinya untuk maju pada Pilbup Sumenep mendatang, termasuk sekitar 22 dari 27 DPC juga menyatakan dukungannya.

Alasannya, karena Hairul Anwar merupakan kader Partai PAN dan memiliki kemampuan dan layak untuk dijagokan. Entah sebagai Cabup atau Cawabup.

“Secara pribadi sih saya tidak ada masalah siapa pun yang direkom. Karena ini politik. Tetapi bagaimana dengan konsensus kader di bawah jika diabaikan begitu saja,” sergah pria yang saat ini menjabat Ketua Askab PSSI Sumenep ini.

DPP PAN, lanjut Hairul, mestinya memperhatikan kader partai selama masih ada yang berkompeten untuk didukung. Sebab, baginya partai merupakan tempat edukasi politik bagi masyarakat, salah satunya untuk membenahi tatanan kepemerintahan, bukan malah menjadi industrial politik.

“Sejatinya DPP PAN mempertimbangkan kader sendiri yang berkompeten untuk didukung di Pilkada 2020. Tapi tak apalah. Saya anggap urusan PAN selesai, rekomendasi sudah turun. Yang penting, saya tidak mengkhinati kepada partai. Saya malah khawatir ada makelar partai di sini (makelar rekom),” tegasnya.

“Kalau partai mengkhianati saya, sudah dua kali,” imbuhnya.

Meski demikian, Hairul menyadari jika dilihat dari segi popularitas dan pengalaman di pemerintahan belum sebanding dengan bakal calon yang diusung DPP PAN saat ini. Namun sebagai kader partai yang telah diusung mayoritas kader dan DPC mestinya juga jadi pertimbangan.

“Yang jelas saya sebagai kader PAN menghormati keputusan DPP. Yang penting bukan saya yang berkhianat terhadap partai. Begitu pun soal pencalonan, saya dicalonkan oke, tidak jadi maju juga oke. Sudah sejak lama saya katakan itu,” pungkasnya. (die/bil)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment