JEMBER, (WARTA ZONE) – Cabor bulutangkis dalam SEA Games 2023 di Kamboja meraih medali emas, Selasa (16/5) kemarin. Raihan medali emas itu didapatkan dari kelas ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma-Amalia Cahaya Pratiwi.
Febriana-Amalia menyabet medali emas setelah memenangkan pertandingan ‘perang saudara’ melawan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose, di Badminton Hall Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, Kamboja.
Dari keberhasilan Febriana itu, orang tua Kandung dari atlet bulutangkis asal Jember itu mengaku bangga.
Didik Tripuji (58) Ayah Kandung Febriana, mengaku sampai haru dan bangga dengan prestasi yang diraih putrinya.
Bahkan saat ditemui di rumahnya yang beralamat di Perumahan Pondok Bedadung Indah Blok V No 9 Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Kaliwates, Jember. Didik mengaku sampai demam, karena kebanggaan yang diluapkannya.
“Jadi kemarin itu pertandingannya tidak bisa saya lihat lewat televisi. Jadi saya lihatnya lewat siaran video streaming dan saat tahu anak saya berhasil menang. Saya ikut senang, bahkan sangking senangnya saya sampai greges (demam) ini. Bahkan tadi tidak masuk kerja,” kata Didik saat ditemui di rumahnya, Rabu (17/5/2023) sore.
Kata Didik, demam yang dirasakan itu karena luapan bahagia. Bahkan ibunya Ngatudah (58) yang ikut menonton kemenangan putrinya. Setelah pertandingan berakhir dengan skor 21-17 dan 21-16. Sampai ikut menyanyikan lagu Indonesia raya.
“Iya saya kan juga ikut nonton, saya memang niat dalam hati. Kalau anak saya menang. Saya akan nyanyi Indonesia Raya. Jadi tahu menang, saya benar-benar ikut nyanyi itu di dalam kamar. Saya bangga dan ikut senang,” ujar Ngatudah yang saat bersamaan mendampingi suaminya Didik.
Terkait prestasi yang diraih oleh putrinya Febriana, Didik menjelaskan, merupakan buah hasil perjuangan dan latihan bulutangkis, yang telah dijalani sejak kecil.
“Awalnya waktu masih kecil itu, sekitar umur 5 tahun saya ajak ke alun-alun dan bermain bulutangkis. Sejak itu, anak saya bukannya merasa bosan dan ngajak pulang. Malah terus-terusan ngajak bermain bulu tangkis. Meskipun tidak semahir sekarang, tapi dia (Febriana) senang banget,” kata pria yang juga berprofesi sebagai Kepala SD Sumbersari 3 Kecamatan Maesan, Bondowoso ini.
Karena kesukaan putri keduanya itu, lanjut Didik, Febriana kecil akhirnya diikutkan sebuah sekolah khusus olahraga bulutangkis.
“Awalnya saya leskan itu, kemudian semakin besar prestasinya gemilang. Kemudian sejak SMP umur 12 tahun itu, selanjutnya bergabung dengan PB Djarum Jakarta pada 2013. Sejak itu serius menggeluti bulutangkis dan jarang pulang. Kemudian resmi di Pelatnas PBSI pada 2019,” ucapnya.
Terkait prestasi yang diraih putrinya itu, kedua orang tua perempuan yang akrab disapa Ana ini selalu didukung.
“Saya tidak memaksa ataupun meminta harapan lebih, lah saya bukan atlet, hanya sekedar bisa main bulutangkis. Apalagi ibunya juga sama. Tapi dengan prestasi anak saya ini, saya sangat bersyukur Alhamdulillah,” katanya.
“Soal pendidikan, saya serahkan pada anaknya sendiri. Bahkan sejak SD di Jember Lor 1, SMP di Bintoro, dan SMA di MA Al Badri Kalisat. Tidak ada masalah. Saat ini kuliah di semester 8, Universitas Terbuka (UT) Jember juga tidak ada kendala. Bahkan setiap pulang latihan, selalu mengerjakan PR. Kemudian latihan bulutangkis lagi. Saat kuliah pun Alhamdulillah dapat dukungan dari kampusnya. Pulang hanya ikut ujian dan kembali lagi ke (Asrama) PB Djarum,” ulasnya.
Namun diakui oleh Didik dan ibunya Ngatudah, dengan prestasi yang diraih. Febriana jarang pulang.
“Bahkan 3 kali lebaran ini belum pulang. Pernah pulang sekali sekitar 6 bulan yang lalu. Kabarnya setelah dari Sea Games, katanya mau ke Malaysia ada pertandingan lagi. Ya memang sudah terus ikut pertandingan, saya ikut mendoakan untuk kesuksesan anak saya,” kata Didik.
Senada dengan yang disampaikan Didik, ibunya Ngatudah juga mengaku ikut mendoakan kesuksesan anaknya.
“Kemarin saja saat akan pertandingan, masih sempat video call, bahkan minimal chat WA. ‘Ayah sayang gimana kabarnya? Minta doanya ya’ gitu kalau di WA. Kemarin sebelum pertandingan juga gitu, Video Call minta doa agar menang. Alhamdulillah benar menang,” ujar Ngatudah.
“Anak saya selalu ngabari ke orang tuanya. Dia selalu minta doa tidak hanya kemarin. Tapi juga di semua even pertandingan bulutangkis yang dijalani, selalu minta dukungan dan doa,” imbuhnya. (*)
Comment