Ribuan Warga dan Kiai NU Doakan Keselamatan Lingkungan Gersik Putih dari Reklamasi

0 Komentar
Reporter : Panji Agira

Foto: Ribuan warga se Timur Daya saat menggelar istighosah bersama di Masjid Zainal Abidin, Kampung Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Sabtu (27/5/2028).

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Sekitar 1500 warga se Timur Daya meliputi Kecamatan Gapura, Dungkek, Batu Putih, dan Batang-Batang serta Kalianget istighasah bersama di Masjid Zainal Abidin, Kampung Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (27/5/2028).

Istighasah Kubra digelar sebagai bentuk dukungan terhadap warga khususnya Tapakerbau dalam menolak reklamasi laut untuk pembangunan tambak garam di kawasan Pantai Desa Gersik Putih.

Istigasah dipimpin Ulama kharismatik KH. Thaifur Ali Wafa pengasuh Pondok Pesantren Assadad, Ambunten. Hadir dalam acara tersebut Rais Syuriah PC NU Sumenep KH Hafidzi Syarbini, Ketua PC NU Sumenep KH Panji Taufiq, KH Imam Hendriyadi, dan sejumlah Kiai NU se Timur Daya diantaranya KH Fawaid Baidlowi, KH Ali Mukafi, KH. Hatim Al-Ashom, dan KH. Syarbini.

Baca Juga:  RSUD Moh Anwar Sumenep Tambah Dokter Spesialis Mata

Dalam istighasah itu juga dilakukan penandatanganan ”Maklumat Takerbuy 2023” untuk Keselamatan dan Lingkungan oleh sejumlah Kiai.

”Istighosah dan doa bersama ini sangat berarti bagi kami khususnya warga Gersik Putih yang selama ini berjuang melindungi laut dari rencana reklamasi. Atasnama warga dan pengundang kami sampaikan terima kasih,” ujar K. Sahe Yusuf.

Dalam sambutannya di hadapan ribuan jemaah, K. Sahe menceritakan tiga bulan terakhir warga di Desanya tidak berhenti berjuang menolak rencana reklamasi. Bagi warga, 42 Hektar kawasan Pantai atau laut yang akan direklamasi untuk dibangun tambak garam sangat berarti, sebab merupakan sumber kehidupan.

”Darisana, setiap hari warga disini mencari makan. Disana (laut), ruang hidup dan sumber penghasilan terutama ketika musim hujan. Kalau dibangun tambak, habis tidak ada lagi,” keluhnya.

Baca Juga:  Kukuhkan 74 Santri, Pengasuh Ponpes Nurul Huda Banbaru Beri Wejangan Santri Tidak Lupa pada Guru

Tak hanya itu, lingkungan sekitar juga terancam dengan dialih fungsi menjadi tambak garam. ”Di bulan-bulan tertentu ketika air pasang, sekarang rutin dilanda banjir rob. Apalagi, ketika sudah ditambak,” tambahnya.

Sementara itu, KH Panji Taufiq menyatakan kehadirannya sebagai pribadi dan sejumlah Kiai sebagai bentuk keprihatinannya atas kemelut reklamasi laut di Gersik Putih.

Pihaknya berharap dengan digelarnya istighasah kubra ini persoalan yang melanda Gersik Putih secepatnya selesai.

”Karena kan semua ini bersaudara. Masyarakat Tapakerbau, masyarakat Gersik Putih semua ini bersaudara. Insya Allah, kalau didekati dengan rasa persaudaraan dan sehati akan selesai. Kita doakan semuanya agar selamat,” katanya.

Baca Juga:  Tunjangan BPD Tidak Penuh?, PABPDSI Sumenep Pasang Badan, Luncurkan Layanan Pengaduan

Ditanya soal Pemkab yang terkesan tidak responsif menyikapi masalah Gersik Putih, Kiai Panji menjawabnya dengan berseloroh.

”Tidak mungkin lah, Pemerintah membiarkan (Masalah Gersik Putih). Mungkin Pemerintah tidak dengar, mohon kawan-kawan diberi tahu ya Pemerintah,” ucapnya.

”Kalau mereka tahu, Insya Allah akan turun tangan karena mereka tidak tahu saja. Tolong disampaikan ya, kepada Pemerintah,” sambungnya bercanda. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment