Catatan Pendidikan Buya Syafii Maarif, Cendikiawan Muslim yang Berlabuh Diberbagai Bidang

0 Komentar
Reporter : Helmy
Catatan Pendidikan Buya Syafii Maarif, Cendikiawan Muslim yang Berlabuh Diberbagai Bidang

Buya Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Muhamamadiyah pada tahun 1998-2005. (Sumber: muhammadiyah.or.id)

WARTA ZONE – Indonesia kembali diselimuti duka atas wafatnya seorang ulama besar, Buya Syafii Maarif mantan Ketua Umum Muhamamadiyah pada tahun 1998-2005.

Nama lengkap Buya Syafii Maarif adalah Ahmad Syafii Maarif. Ia dilahirkan di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau, 31 Mei 1935.

Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan suami istri Ma’rifah Rauf Datuk Rajo Malayu dan Fatimah.

Buya Syafii Maarif wafat pada hari Jumat (27/5/2023) di RS PKU Muhamadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akibat serangan penyakit.

• Rekam Pendidikan Buya Syafii Maarif

Baca Juga:  Kenalkan Lagu East Java Got Stronger, Linkrafin Dapat Applause Arumi Bachsin

Dikutip dari kompas.com yang melansir dari Tribunnews.com masa kecil Buya Syafii Maarif dihabiskan di kampung halamannya. Ia menempuh pendidikan Sekolah Rakyat (SR) Sumpur Kudus.

Usai menuntaskan sekolah rakyat, Ahmad Syafii Maarif kecil melanjutkan jenjang pendidikannya ke di Madrasah Mualmin Sumatera Barat, tepatnya di daerah Balai Tengah, Lintau.

Setelah menamatkan pendidikan di Madrasah Mualimin, ia lantas mengabdikan diri di sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah di daerah Lombok selama satu tahun.

Tak berhenti di bangku pendidikan madrasah dan pengabdian di lembaga Muhammadiyah saja, ia pun melanjutkan ke perguruan tinggi di Universitas Cokroaminoto Surakarta di Fakultas Hukum.

Baca Juga:  Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022: Belanda Pesta Gol, Perancis Naik ke Puncak Klasemen Grup D

Selama di bangku kuliah Buya Syafii sempat terhenti proses pendidikannya lantaran terkendala biaya yang diakibatkan tidak adanya bantuan dari saudaranya di Sumatera karena pada masa itu sedang terjadi pemberontakan PRRI/Permista yang mengakibatkan terputusnya hubungan Sumatera-Jawa.

Agar bisa bertahan di hidup di tanah Jawa, Buya Syafii pun mengabdikan diri menjadi guru di Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah.

Setelah berhasil menjalani masa sulit, barulah ia kembali melanjutkan kuliahnya dan berhasil menyandang status sarjana sejarah di tahun 1964.

Baca Juga:  LSS Reboeng Luncurkan Buku Seri Hewan Endemik di Bali

Berhasil menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi strara 1, ia pun kembali melanjutkan kuliahnya S2 di Ohio State University, Amerika Serikat. Berkat kegigihannya ia pun berhasil menyabet gelar master di bidang sejarah.

Ketika di jenjang S3 ia menulis disertasi dengan judul Islam as the Basis of State: A Study of The Islamic Political Idead as Reflected in the Constituent Assembli Debates in Indonesia.

Ia pun berhasil meraih gelar doktor di Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, Amerika Serikat. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment