JEMBER, (WARTA ZONE) – Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jember, menggandeng kesenian lokal sebagai upaya mensosialisasikan Pilkada 2024. Hal itu, untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pemilihan dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Pasalnya, Bawaslu telah melibatkan beberapa kesenian lokal untuk mensukseskan penyelenggaraan Pilkada. Sehingga perlu adanya kolaborasi antara budayawan dan mensyiarkan pengawasan partisipatif masyarakat.
“Sosialisasi pilkada yang menggandeng beberapa kesenian lokal itu sengaja kami laksanakan, dengan tujuan untuk mengajak masyarakat agar berpatisipasi aktif setiap tahapan pilkada yang ada di Jember. Nantinya dalam hal ini kami akan laksanakan di 7 Dapil dengan tema yang berbeda, seperti ada kesenian reog, wayang kulit, jaranan, dan masih banyak lainnya,” ucap Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Jember, Wiwin Riza Kurnia saat dikonfirmasi sejumlah wartawan disela kegiatannya, Senin (30/9/2024).
Keterlibatan tersebut, bukan hanya dalam bentuk menggunakan hak pilih. Namun juga terlibat dan turut mengawasi setiap tahapan Pemilu, serta melapor ke Bawaslu setempat jika menemukan potensi pelanggaran.
“Dilibatkannya beberapa kesenian lokal ini sebagai upaya Bawaslu untuk lebih dekat dengan masyarakat, berkolaborasi menggembirakan dan mewujudkan Pemilu yang adem, ayem dan minim pelanggaran. Sehingga kami mengangkat kesenian lokal di masing-masing wilayah,” ujarnya.
“Kemudian sasarannya secara general yang segmentasinya kepada masyarakat umum. Nanti juga kami akan melakukan beberapa kegiatan seperti e-sport , senam cegah awas tindak, dan kita tutup dengan acara doa bersama,” sambungnya.
Kata Wiwin, kegiatan tersebut sebelumnya sudah digelar di beberapa wilayah, yakni Kecamatan Gumukmas dan Ambulu. Selanjutnya akan dilaksanakan secara merata sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
“Jadi memang kita generalkan sesuai dengan kearifan lokal masing-masing wilayah. Supaya apa? Supaya masuk pesannya kepada masyarakat, sehingga selain juga bisa menikmati kebudayaan Kabupaten Jember atau bahkan seni dan budaya lainnya. Di satu sisi ada pesan yang langsung menyentuh kepada masyarakat bahwa bahasanya juga kita sampaikan menggunakan bahasa rakyat,” tandasnya. (*)
Comment