JEMBER, (WARTA ZONE) – Kiai Muhammad Fahim Mawardi Pengasuh Ponpes Al Djaliel 2 ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pencabulan oleh polisi.
Sebelumnya, kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, Kiai Fahim ditetapkan sebagai tersangka, setelah didapatkan bukti dan berdasarkan keterangan saksi. Dari proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan unit PPA Satreskrim Polres Jember.
Terkait kasus yang dialami Kiai Fahim, menurut istri Kiai Fahim Himmatul Aliyah (32) juga memberikan dampak terhadap keluarga. Terlebih kepada kedua anak-anaknya yakni A (7) dan N (3).
“Pernah dulu masih awal-awal ramai kasus (dugaan pencabulan yang dilakukan Fahim), anak saya si A itu tanya kok Buya dikatakan begini dan begitu. Sehingga saya berusaha memberikan pengertian, dan edukasi tentang apa yang dialami Buya (ayah) nya,” kata perempuan yang juga akrab disapa Aliyah itu saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Senin (6/2/2023).
“Saya memberikan nasehat, sebagai seorang manusia jangan berbohong. Karena kalau berbohong, nanti ditangkap polisi. Jadi saya memberikan edukasi, saya menasehati agar selalu berbuat jujur agar disayang sama Allah. Jadi bagaimana pun caranya saya harus menyiapkan mental anak saya. Apalagi dengan kondisi anak saya yang sudah sekolah di Taman Kanak-Kanak kelas Nol Besar,” sambungnya.
Hal yang sama juga dialami oleh anaknya yang kedua. Anak perempuan umur 3 tahun, yang kini mengikuti sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) itu. Juga sempat bertanya tentang apa yang dialami oleh Kiai Fahim.
“Untuk anak saya yang kedua, sekolah di lembaga sendiri di Al Djaliel 1 PAUD itu. Juga pernah tanya karena ya ramai dibahas di lingkungan itu. Ya sama,” katanya.
Namun demikian, kata Aliyah, kini kedua anaknya itu sudah tidak pernah lagi bertanya tentang Kiai Fahim. Pasalnya, selama masih sama-sama hidup di lingkungan Ponpes Al Djaliel 2. Kiai Fahim dinilai tidak dekat dengan anak-anaknya.
“Tapi sekarang sudah tidak pernah tanya lagi, apalagi yang kecil. Karena ayahnya tidak dekat dengan anak-anak. Jadi anak-anak sudah lupa. Antara ayah dan anak-anaknya jarang bareng,” ungkapnya.
Untuk mengembalikan kondisi psikis dan aktivitasnya, ia mengalihkan anaknya dengan bermain-main dengan teman sebayanya.
“Kebetulan sekolah PAUD ataupun TK juga masih dalam satu yayasan yang sama di Al Djaliel 1. Alhamdulillah situasi kondusif dan aman. Tapi kalau Al Djaliel 2 tidak tahu saya sekarang,” imbuhnya.
Dengan kondisi yang dialami keluarganya itu, Aliyah juga memberikan klarifikasi soal banyaknya tudingan miring dari persoalan yang dialami olehnya.
“Dengan kondisi ini, harapan saya dalam perkara masalah ini. Banyak orang yang bilang saya memfitnah dan lain-lain. Saya sebagai istri yang paham siapa suami saya, jadi saya tidak ingin mengedepankn hal-hal kemungkaran. Tapi saya ingin, menunjukkan fakta yang ada pada suami saya,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia berharap terjadinya kasus tersebut dapat menjadi contoh bagi semua pihak agar tidak semena-mena menggunakan kewenangannya.
“Harapan saya kepada beliau, mudah-mudahan dengan ada seperti ini (kasus yang menimpa), menjadi contoh bagi semua orang. Agar lebih berperilaku sesuai dengan Nahi Munkar. Saya juga berharap, suami saya bertaubat dengan apa yang diperbuat. Jangan hanya semena-mena karena sebagai pengasuh pondok pesantren, kemudian macam-macam. Bahkan tindakan kemungkaran dilibas (diterabas) begitu saja, kejelekan (ahlak) juga dilakukan karena semata-mata merasa sebagai penguasa,” tandasnya. (*)
Comment