Nasi Basi di Program MBG Sumenep, DPRD Soroti Lemahnya Pengawasan

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Anggota DPRD Sumenep dari Dapil III, M. Ramzi. (Humas dan Protokol DPRD Sumenep/wartazone.com)

FOTO: Anggota DPRD Sumenep dari Dapil III, M. Ramzi. (Humas dan Protokol DPRD Sumenep/wartazone.com)

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Kasus makanan tidak layak konsumsi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, menuai sorotan dari anggota DPRD setempat.

Makanan yang dibagikan kepada siswa sekolah dasar ditemukan dalam kondisi basi dan berulat. Temuan ini memicu kemarahan wali murid serta menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan wakil rakyat.

Anggota DPRD Sumenep dari Dapil III, M. Ramzi, menilai insiden tersebut bukan sekadar masalah teknis atau logistik. “Ini adalah indikasi kuat bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan MBG sangat lemah,” ujar Ramzi, Jumat (12/9/2025).

Baca Juga:  DPRD Sumenep Tampung Aspirasi Tenaga Sukwan Kesehatan, Puluhan Tahun Tak Kunjung Diangkat

Ia menegaskan, MBG adalah program baru yang seharusnya menjamin anak-anak memperoleh asupan gizi sehat di sekolah. Namun, kejadian di Pragaan justru berpotensi mengancam kesehatan peserta didik.

“Kalau nasi sudah basi dan berulat, ini bukan lagi soal ‘tidak bergizi’. Ini bisa jadi kasus keracunan, seperti yang pernah terjadi di Pamekasan,” tegasnya, merujuk pada kasus serupa tahun lalu yang membuat puluhan siswa dirawat.

Menurut Ramzi, kegagalan ini mencerminkan bahwa program MBG lebih dipandang sebagai capaian administratif untuk memenuhi target, bukan sebagai upaya nyata menjaga kesehatan anak-anak.

Baca Juga:  M. Syukri Pimpin Paripurna Reses III, Upaya Wakil Rakyat Akomodir Aspirasi

“Program ini harus berorientasi pada manfaat, bukan hanya laporan. Jika tidak, kita sedang membahayakan generasi penerus,” imbuhnya.

Ramzi meminta pihak terkait, termasuk dinas dan penyelenggara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), segera melakukan evaluasi menyeluruh.

“Pengawasan harus ketat, mulai dari proses masak, penyimpanan, hingga distribusi. Jangan sampai ada lagi makanan yang tidak layak disantap anak-anak,” jelas politisi Partai Hanura itu.

Ia juga memberikan peringatan keras, apabila insiden serupa kembali terjadi, maka bukan lagi sekadar kelalaian, melainkan patut diduga ada unsur kesengajaan.

Baca Juga:  Ketua DPRD Sumenep Apresiasi SE Idul Adha Tanpa Sampah Plastik

“Jika masih terjadi, saya minta pihak berwenang langsung menghentikan program tersebut di lokasi bersangkutan. Kesehatan anak bukan main-main,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kabupaten Sumenep belum memberikan keterangan resmi terkait temuan tersebut. Sementara itu, desakan dari DPRD terus menguat agar program MBG benar-benar berjalan sesuai tujuan: menyehatkan, bukan membahayakan. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment