JEMBER, (WARTA ZONE) – Merasa jadi korban penipuan arisan online, sejumlah ibu-ibu mendatangi Mapolres Jember untuk melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Jember, Kamis (1/7/2021).
Diduga seorang owner Arisan online tersebut membawa kabur uang arisan kurang lebih Rp 2 Miliar.
Salah seorang anggota arisan online, Dian warga Kecamatan Rambipuji mengatakan, arisan itu dilakukan lewat komunikasi grup WhatsApp, dan para anggota grup hanya melakukan transfer ke rekening milik owner arisan.
“Kami melaporkan Owner arisan online Wilda Lu’luul Mukaromah (panggilan akrab Luluk) dan sudah menghilang sejak 20 Juni kemarin,” ucap Diana, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Mapolres Jember.
“Arisan ini dilakukan lewat online. Karena itu kita nyebutnya Arisol (arisan online). Uang arisan juga kita transfer,” sambungnya dengan nada kesal.
Kata Diana, dirinya sudah mengikuti arisan online tersebut sudah 3 tahun lebih. “Terus beberapa bulan ini hilang, saya bahkan sampai dikeluarkan dari grup karena sering ngomong pedes,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun wartawan, untuk korban anggota arisan online itu tidak hanya orang warga Jember.
“Ada yang dari Blitar, Banyuwangi, bahkan ada yang dari Jawa Tengah. Dan kami harap uang itu kembali,” harapnya.
Dirinya dan teman-teman anggota arisan tersebut merasa bingung dan resah karena diduga uang arisan sudah dibawa kabur oleh Owner.
“Sekarang saya pun dimintai tanggungjawab. Ya bingung, bahkan dia (Luluk) sudah hilang sejak 20 Juni ini. Dia menghilang dan tidak ada kabar,” katanya.
Diana juga menambahkan, saat didatangi ke rumahnya di daerah Perumahan Antirogo 2, pihak penyelenggara arisan itu sudah tidak berpenghuni.
“Bahkan tiba-tiba bilang di grup, arisan tidak ada. Lah dari sini saya anggap penipuan, bahkan sempat saya (chat) WA, kalau arisan tidak ada kok uang saya tidak dikembalikan. Baru kemarin Rp 4 juta saya setorkan. Padahal itu uang tetangga saya (pinjam),” pungkasnya.
Terpisah, salah seorang anggota SPKT Polres Jember yang enggan disebutkan namanya telah menerima informasi dari belasan ibu-ibu yang diduga jadi korban penipuan arisan online.
“Benar tadi datang semua ke sini, tapi kita minta dilengkapi dulu. Seperti rekening koran (sebagai bukti transfer membayar arisan online),” ujarnya.
Namun demikian, karena masih ada dokumen dan informasi yang kurang. Para pelapor diminta untuk melengkapi terlebih dahulu. Seperti pengelompokan nama grup arisan.
“Yang tadi dijelaskan (ibu-ibu) seperti ada arisan duo dan bermacam-macam. Kalau sudah lengkap semua, besok katanya datang lagi ke Polres Jember,” pungkasnya. (*)
Comment