Asyiknya Keliling Menikmati Wisata Heritage di Kabupaten Jember

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Caption : Bangunan Heritage Gedung NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD) 1859-1959, saat ini berganti nama menjadi Kantor Perwakilan Jember, PTPN XII yang berada di Jalan Gajahmada, Kecamatan Kaliwates, Jember.

Caption : Bangunan Heritage Gedung NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD) 1859-1959, saat ini berganti nama menjadi Kantor Perwakilan Jember, PTPN XII yang berada di Jalan Gajahmada, Kecamatan Kaliwates, Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Berwisata tak hanya mengunjungi dan menikmati keindahan alam. Namun, juga bisa menikmati bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu peradaban.

Kabupaten Jember memiliki potensi wisata sejarah yang menyimpan banyak cerita di masa lampau. Sehingga bisa menjadi alternatif bagi wisatawan tanpa harus pergi ke luar kota.

Banyaknya bangunan bersejarah di Kabupaten Jember, kini mulai menjadi pusat perhatian. Terutama ada beberapa tempat yang dijadikan cagar budaya.

Kali ini, Rabu (29/9/2021) wartawan wartazone.com berkesempatan meliput kegiatan berwisata ke beberapa lokasi heritage yang ada di Kabupaten Jember. Dengan dipandu Guide angkutan wisata Jember, Hasti Utami.

Angkutan wisata Jember itu menggunakan moda transportasi bus wisata edukasi milik Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Jember.

Selama mengikuti kunjungan wisata ini, semua wisatawan yang ada di dalam bus harus menerapkan prokes (protokol kesehatan) dengan ketat.

Dimulai keberangkatannya pukul 08.30 WIB, dari Kantor Dishub Jember di Jalan Sartika, Kecamatan Kaliwates. Menuju lokasi heritage pertama ke Gereja Katolik Santo Yusup yang berada di Jalan RA Kartini, Kecamatan Kaliwates.

Di sana adalah bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1928, tempat tersebut merupakan sarana peribadatan untuk umat Katolik yang berada di Jember. Selain itu, Gereja Katolik Santo Yusup itu dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di kawasan dalam lingkup Kabupaten Jember.

Sesampainya di sana, wisatawan disambut hangat oleh pihak gereja, salah satunya salah satu Pastur gereja tersebut yang bernama Pastur Romo Robertus Andi Priyambada O Charm. Ia menjelaskan banyak terkait kisah sejarah yang ada di Gereja Katolik Santo Yusup.

Kemudian setelah mengunjungi Gereja yang jaraknya tidak terlalu jauh, kira-kira 300-400 meter, wisatawan diajak untuk berkunjung ke lokasi heritage kedua. Yaitu ke Masjid Jami’ Al- Baitul Amien di Jalan RA Kartini tepatnya terletak di pusat kota dan menjadi ikon kebanggaan warga Jember.

Baca Juga:  Maskot Porprov VII Jatim 2022, Si Jura Berlambang Macan Putih

Sebelum sampai ke Masjid tersebut, wisatawan menyusuri sambil berjalan kaki untuk melihat beberapa bangunan yang terlihat sepele, namun sangat berarti dulunya.

Pertama, kita diperlihatkan jam matahari oleh Guide angkutan wisata Jember, Hasti Utami.

“Sisi menariknya dari jam matahari itu sebagai patokan menentukan salat bagi masyarakat pada zaman dahulu. Karena dulu tidak ada jam dinding atau pun jam tangan. Maka untuk menentukan waktu salat, menggunakan jam sinar matahari ini,” tutur Hasti, sambil menunjukkan ke arah jam itu.

Jam itu berada di dekat Kantor Yayasan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien. Kemudian tak jauh dari jam matahari, berjarak 3 meter, ada tugu yang bertuliskan Jember 0 Km.


Caption: Masjid Jami' Al-Baitul Amien yang berada di pusat Kota Jember, yakni di Jalan RA Kartini. Bangunan Heritage seperti gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta. Berdiri sejak tahun 1965, dan diresmikan pada tahun 1976 di masa Kepemimpinan Bupati Abdul Hadi.
Caption: Masjid Jami’ Al-Baitul Amien yang berada di pusat Kota Jember, yakni di Jalan RA Kartini. Bangunan Heritage seperti gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta. Berdiri sejak tahun 1965, dan diresmikan pada tahun 1976 di masa Kepemimpinan Bupati Abdul Hadi.

Lanjut wisatawan melintasi jembatan penyeberangan. Yang diketahui sebagai sarana penghubung antara Masjid Jami’ yang lama dan yang baru.

Dari segi usia bangunan, Masjid Jami’ Al- Baitul Amien itu berdiri sejak tahun 1965. Dan diresmikan pada 1976 di masa kepemimpinan Bupati Abdul Hadi.

Bangunan heritage yang satu ini masih berdiri kokoh. Uniknya bangunan ini seperti gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta.

“Dulu masjid jami’ ini adalah langgar (masjid kecil tempat untuk mengaji atau salat). Lantainya masih menggunakan marmer dari Itali,” kata Pokdarwis (Kelompok sadar wisata) itu.

Setelah banyak bercerita tentang sejarah Masjid Jami’ itu. Kita melanjutkan perjalan untuk berpindah lokasi heritage berikutnya.

Di sepanjang perjalanan, Hasti mengajak wisatawan sekaligus melewati taman kota Jember (Alun-alun). Tepatnya berada di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Jember yang  berada di jalan PB Sudirman, Kecamatan Patrang.

Baca Juga:  Bupati Hendy: Jember Fashion Carnaval Bangkitkan Pariwisata dan Perkonomian

Lanjut, sepanjang perjalanan menuju ke lokasi heritage berikutnya (ketiga) Hasti menceritakan tentang sejarah Kabupaten Jember yang terkenal dengan perkebunannya pada zaman dulu.

“Jember penghasil karet nomer 1 terbaik sedunia. Kemudian juga penghasil kopi terbaik ke 3 dunia. Disusul dengan penghasil coklat terbaik nomer 2 dunia,” ungkapnya.

Selanjutnya, setelah sampai di lokasi, wisatawan diajak melihat bangunan bersejarah rooftop menara air Pasar Tanjung di lantai 3.

Sebelum sampai ke atas menuju lantai 3, wisatawan harus menyusuri pasar yang namanya sama dengan menara tersebut. Yakni pasar tanjung yang berada di Jalan Samanhudi, Kecamatan Kaliwates.

“Kalau orang dulu menamakan ‘ledheng’ (tandon penampung air) yang di ambil dari bahasa belanda. Yang dibangun pada tahun 1931. Tempat tersebut juga salah satu ikon bersejarah di Kabupaten Jember,” ujarnya.

“Selain itu, menara air (bangunan bersejarah) itu, dulunya pernah menyiarkan tentang proklamasi kemerdekaan,” sambungnya.

Dari menara air itu lanjut perjalanan melewati bangunan pertokoan lama di Jember. Salah satunya kawasan Johar Plaza.

“Dulunya, kawasan Johar ini kalau malam banyak seni pertunjukan. Seperti banyak seniman-seniman,” kata Hasti.

Tibalah kunjungan terakhir atau penutup, wisatawan diajak ke lokasi heritage tepat di depan salah satu Mall Jember. Yang diketahui berada di kawasan Jalan Gajahmada Kecamatan Kaliwates. Yakni ke Gedung NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD).

Tertulis di atas gedung di ruang menuju halaman tengah, ‘NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD)’ 1859-1959.

“Gedung ini usianya hampir dua abad di eranya perkebunan belanda. Dan salah satu cikal bakal perkembangan sektor perkebunan di Nusantara,” ulasnya.

Baca Juga:  Informasi JSG Full saat Pembukaan Porprov, Kadiskominfo Jember: Kami Tegaskan, Itu Tidak Benar

Namun, seiiring berkembangnya zaman, gedung tersebut berganti nama menjadi Kantor Perwakilan Jember, PTPN XII.

Saat wisatawan diajak keliling dan masuk ke area ruangan, banyak bangunan-bangunan bersejarah di dalamnya. Kemudian, uniknya di sana terdapat beberapa benda peninggalan jaman dulu. Seperti mesin ketik, faximile, dan brankas yang masih terdisplay rapi.

Setelah puas diajak keliling ke lokasi heritage itu, wisatawan diajak keliling melewati sepanjang jalan Gajahmada.

Lalu Hasti kembali memperlihatkan Masjid Roudhotul Muchlisin yang juga salah satu tempat wisata religi, sekaligus menarik perhatian masyarakat saat melintasi di jalanan tersebut.

Kemudian dilanjutkan untuk beristirahat di Rollas Cafe sambil menikmati kopi ditempat vintage, yang berada di sebrang jalan Kantor Perwakilan Jember, PTPN XII.

Rollas Cafe itu bangunan bersejarah dan dulunya adalah wisma untuk pegawai di Perkebunan Belanda (PTPN XII).

Sedangkan makna Rollas itu berasal dari Bahasa Jawa yang artinya dua belas. Yakni masih berkaitan dengan nama Kantor Perwakilan Jember PTPN XII.

Lalu, wisatawan kembali ke Kantor Dishub Jember lagi. Kurang lebih perjalanan angkutan wisata Jember ini memakan waktu yang singkat.

“Hanya 3 jam loh kita bisa berkunjung ke wisata heritage yang ada di Jember ini. Terkait harganya per orang sangat terjangkau, hanya membayar Rp 17.500 rupiah saja,” katanya.

Hasti juga menambahkan, dengan adanya angkutan wisata Jember ini banyak diminati oleh masyarakat dari luar Jember.

“Jadi masyarakat bisa lebih menghargai bangunan-bangunan bersejarah yang ada di wilayah Kabupaten Jember. Sehingga para wisatawan yang berkunjung itu tahu kalau Jember itu istimewa,” ujarnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment