GRESIK, (WARTA ZONE) — Sekapuk dulu jauh berbeda dengan Sekapuk yang sekarang. Di bawah kepemimpinan Kades Sekapuk Abdul Halim, IDM (Indeks Desa Membangun) melaju pesat. Dari Desa Tertinggal, menjadi Berkembang, naik lagi menjadi Desa Maju dan akhirnya menduduki prestasi puncak sebagai Desa Mandiri.
Pasca dinobatkan sebagai ‘Desa Mandiri’ oleh Kemendes PDTT, Pemdes Sekapuk Ujungpangkah, Gresik akhirnya membuat kebijakan luar biasa. Salah satunya dengan menanggung biaya sekolah warganya hingga sarjana.
Tentunya pembiayaan pendidikan ini berdasarkan kriteria tertentu. Yakni berlaku bagi anak yatim/piatu dan hufadz atau hafidzah. Untuk anak yatim/piatu akan biayai sekolahnya dari mulai kelas I SD hingga lulus SMP.
“Sedangkan untuk hufadz atau hafidzah akan kami biayai kuliahnya hingga lulus S1. Bebas ambil jurusan apapun. Tak terkecuali jurusan Fakultas Kedokteran,” ujar Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim, Minggu (5/7/2020).
Lebih lanjut Kades yang dijuluki Ki Begawan Setigi ini menjelaskan, pembiayaan pendidikan bagi anak yatim/piatu dan hufadz atau hafidzah ini akan diambilkan dari Pendapatan Asli Desa (PADes). Dengan nilai anggaran sebesar Rp 100 juta untuk tahun ajaran baru ini.
“Bahkan bila anggaran yang kita sediakan masih kurang, maka akan kita tambah lagi dari dana bansos BUMDes Sekapuk. Intinya kami tidak ingin ada kebodohan di desa kami. Terutama anak yatim/piatu,” tegasnya.
Pihaknya berharap, dengan status baru sebagai ‘Desa Mandiri’ maka pembiayaan pendidikan warga ini menjadi langkah awal Pemdes Sekapuk. Dengan mengusung konsep mandiri di bidang pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kebijakan ini mengacu pada terwujudnya nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. Yakni Kemanusian Yang Adil dan Beradab serta fakir miskin dan anak-anak terlantar dibiayai oleh negara,” tegas mantan nahkoda kapal pesiar ini.
Salah satu anak yatim/piatu yang mulai dibiayai oleh Pemdes Sekapuk antara lain, Dhia Nur Aufa Sukma atau yang akrab dipanggil Sukma. Pada tahun ajaran baru ini dia memasuki kelas 7 SMP dan memilih mondok di Ponpes Sunan Drajad Lamongan.
“Kami dari pihak keluarga merasa bersyukur atas kepedulian Pemdes Sekapuk terhadap pendidikan cucu kami. Kebetulan ayahnya baru saja meninggal dunia,” ujar Mukinah, nenek dari ananda Sukma sembari meneteskan air mata.
Dul Halim lalu berpesan kepada Sukma agar tetap tekun belajar di pondok pesantren dan sekolahnya. Jangan terlalu memikirkan soal biaya sekolah. Ia berdoa semoga kelak bisa sukses dan mengabdi di desa maupun negara.
“Jangan lupa berbakti kepada orang tua serta selalu mendoakan almarhum ayah tercinta. Yang penting fokus belajar jangan terlalu mikir soal biaya,” pesan Dul Halim kepada Sukma. (hen/bil)
Comment