Akibat Pandemi Covid-19, Penjualan Hio dan Lilin Sepi di Kelenteng Pai Lien San Jember

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Foto: Penjual alat-alat sembahyang di Kelenteng Pai Lien San Jember.

Foto: Penjual alat-alat sembahyang di Kelenteng Pai Lien San Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Perayaan Tahun Baru Imlek di Jember tampak sepi, akibat Pandemi Covid-19. Begitupun juga dengan penjualan Hio dan Lilin juga berpengaruh di Tempat Ibadat Tridharma (T.I.TD) Pai Lien San Dusun Karang Asem, Desa Glagahwero Kecamatan Panti.

Menurut Suwito, salah seorang penjual alat-alat sembahyang di Kelenteng Pai Lien San Jember, omset penjualan lilin dan hio sangat merosot akibat sepinya Kelenteng.

“Perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini memang sepi. Jika diprosentasekan hampir 80 persen merosot. Biasanya Rp 2 juta minimal untuk hio dan lilin. Kalau tahun ini hanya Rp 400 ribu,” ucap Suwito saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jum’at (12/2/2021).

Baca Juga:  Terinspirasi Gaya Bupati Hendy, Kades di Jember Ajak Rapat Warganya Sambil Ngopi Bareng

Sekitar bulan April tahun 2020, jemaah yang datang untuk sembahyang juga sepi.

“Sejak awal pandemi di bulan April tahun 2020 hingga perayaan di tahun imlek 2021 kondisinya sepi. Yang datang untuk sembahyang juga jarang. Sehingga dampaknya sepinya pembeli juga,” katanya.

Suwito juga menambahkan, faktor penyebab merosotnya penjualan alat sembahyang bagi umat Konghucu itu. Karena menaati imbauan pemerintah.

“Karena kita harus mengikuti anjuran dari pemerintah, maka perayaan tahun baru imlek ini dilakukan secara daring,” imbuhnya.

Sehingga banyak jemaah yang datang ke Kelenteng sudah membawa alat sembahyang sendiri.

Baca Juga:  Lima Rumah dan Satu Musala di Jember Nyaris Tertimbun Longsor, Warga Mulai Mengungsi

“Jadi penyebabnya penjualan hio dan lilin merosot karena jemaah yang datang kebanyakan membawa alat sembahyang sendiri. Sehingga penjualan hio dan lilin sepi pembeli,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment