Pulau Giliraja Krisis Air Bersih, Warga Gelar Shalat Istisqa

0 Komentar
Reporter : Zainal Arifin
FOTO: Warga pulau Giliraja menggelar shalat istisqa (shalat minta hujan), di asta Bhujuk Anten Desa Jate, sebagai ikhtiar meminta pertolongan kepada yang maha kuasa akibat kemarau panjang yang melanda. Selasa (12/11/2024).

FOTO: Warga pulau Giliraja menggelar shalat istisqa (shalat minta hujan), di asta Bhujuk Anten Desa Jate, sebagai ikhtiar meminta pertolongan kepada yang maha kuasa akibat kemarau panjang yang melanda. Selasa (12/11/2024).

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Krisis air bersih terus melanda pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, kondisi tersebut cukup memprihatikan karena warga empat desa di pulau setempat cukup sulit untuk mendapatkan akses air.

Beberapa sumber mata air berupa sumur yang menjadi tumpuan warga setempat selama ini, kini mulai surut bahkan sebagian besar kering.

Kendati di sejumlah wilayah di Sumenep sudah mulai diguyur hujan, hingga awal November 2024 kemarau panjang di pulau Giliraja masih terjadi.

Untuk itu, sejumlah warga menggelar shalat istisqa (shalat minta hujan), di asta bhujuk Anten Desa Jate, sebagai ikhtiar meminta pertolongan kepada yang maha kuasa. Selasa (12/11/2024).

Baca Juga:  Pulau Giliraja Krisis Air Bersih, Santri Ponpes Al-Arief Jate Gelar Shalat Istisqa di Asta Bhujuk Anten

Tokoh masyarakat pulau Giliraja Hosman Efendi yang juga Ketua Ranting NU Jate menuturkan, shalat istisqa digelar untuk memohon ampun dan memanjat doa dengan harapan Allah SWT segera menurunkan hujan. Mengingat saat ini, masyarakat pulau Giliraja dilanda kesulitan air bersih.

Di Giliraja sendiri, kata Hosman, setidaknya ada tiga desa, yakni desa Jate, Lombang dan Banbaru yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang. Saat ini, masyarakat hanya bisa memanfaatkan sumber air yang masih tersisa, seperti sumur mata air di Desa Banmaleng.

Baca Juga:  Alasan Perkumpulan Emak-emak Pengajian dan Sholawatan Giliraja Jatuhkan Dukungan Untuk Fauzi-Imam di Pilkada Sumenep

“Saat ini, kondisi sumber mata air di tiga desa ini mulai surut, terutama untuk wilayah Jate karena terus diambil warga,” tuturnya, usai shalat istisqa, kepada media ini.

Hal senada disampaikan Zainal Abidin, Kepala Desa Banbaru, warganya sangat merasakan sulitnya mencari air bersih, sehingga harus menggantungkan hidup untuk memenuhi kebutuhan air bersih dari desa tetangga, karena sumber mata air di desa setempat mengalami surut.

“Sebagian warga membeli air bersih per galon dan juga jerigen untuk kebutuhan memasak dan minum sehari-hari,” sebutnya.

Baca Juga:  Jasmas HCML di Pulau Giliraja Tuai Kritik

Baginya, shalat istisqo merupakan cara mengingatkan diri kepada Allah, sehingga bermunajat menjadi cara seluruh warga Giliraja berharap kepada yang maha memberi segalanya.

“Hanya kepada Allah saja kita memohon dan minta perlindungan, kekeringan yang cukup lama melanda pulau ini segera diangkat oleh Allah, lewat turunnya hujan,” harapnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment