Pertama Kalinya Parade Budaya Digelar di Kabupaten Jember, Bupati Hendy: Inilah Wujud Kebhinekaan

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Parade Budaya dan Pentas Seni, Jumat (12/5/2023).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Pemerintah Kabupaten Jember perdana menggelar pagelaran Parade Budaya dan Pentas Seni. Dalam kegiatan tersebut, menampilkan berbagai keragaman kebudayaan dan kesenian Indonesia.

Even yang digelar oleh Pemkab itu, berlangsung selama dua hari. Mulai dari tanggal 12-13 Mei 2023, di Alun-alun Kota.

Diketahui, beberapa jenis tarian yang ditampilkan. Diantaranya, Tari Pendet, Watu Ulo, Seni Taqu, Manuk Rawa, Wushu, Jauk Manis

Parade Budaya itu, turut dihadiri oleh Bupati dan Wabup Jember, Jajaran Forkopimda, Kepala OPD terkait, Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Serta Anggota Dewan Kabupaten Jembrana.

Baca Juga:  Pemkab Jember Buka Layanan Vaksinasi Covid-19 Untuk Lansia di Mall, Begini Syaratnya

“Ini adalah bentuk kolaborasi dan sinergi yang luar biasa. Inilah wujud kebhinekaan, dan bagaimana kita harus melestarikan budaya kita lewat pentas seni dan budaya. Tadi di wujudkan melalui penampilan tari-tarian, ada tari Bali, Jogja, Jember dan bermacam-macam lainnya,” ucap Hendy saat dikonfirmasi sejumlah wartawan disela kegiatannya, Jumat (12/5/2023).

“Hal Ini merupakan sesuatu kekayaan bangsa yang harus dipertahankan kepada turun temurun kita serta bagian dari negara kesatuan republik Indonesia. Kita wujudkan dengan budaya,” sambungnya.

Parade budaya itu, akan dilaksanakan dua hari. Mulai dari tanggal 12-13 Mei 2023, pukul 19.00 WIB.

Baca Juga:  Gunungan Durian Setinggi 5 Meter Menjulang di Alun-Alun Kota Jember

“Insyaallah besok akan ada parade budaya dan pentas seni juga di Alun-Alun klKabupaten Jember. Dan insyaallah besok akan dihadiri oleh Bupati Jembrana juga,” ujarnya.

Hendy juga berpesan, terkait pelestarian kebudayaan di era kaum millenial. “Saya sangat berharap bahwa budaya penting sekali dan dipelajari serta dilestarikan oleh anak-anak muda. Karena Indonesia ini ada karena kebudayaan. Pada saat perjuangan dulu dan memerdekakan negeri, tidak melihat latar belakang suku dan agama, serta bersama menjadi satu,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment