Truk Engkel ‘Nyemplung’ Sungai Sedalam 6 Meter di Jember

0 Komentar
Reporter : Mohammad Arkha
Foto: Kondisi truk engkel yang jatuh ke dalam sungai kering sedalam 6 meter, di Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jember.

Foto: Kondisi truk engkel yang jatuh ke dalam sungai kering sedalam 6 meter, di Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) — Truk engkel berplat nomor N 8805 UO jatuh ke dalam sungai kering sedalam 6 meter, truk tanpa bermuatan itu terperosok saat melewati jembatan kayu di Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Selasa (15/12/2020).

Berdasarkan penurutan Sopir Truk nahas, Roni (40), beberapa hari yang lalu dirinya pernah melewati jembatan yang memiliki lebar 3 meter, dan panjang 15 meter itu.

Tapi saat itu tidak terjadi masalah, dan dirinya bisa melintas dengan aman. Saat itu, ia melintas untuk mengambil bambu ke Desa Kepanjen.

Namun diduga karena jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu itu sudah lapuk dimakan usia. Jembatan itu tidak mampu untuk menahan bobot truk saat melintas.

“Saya beberapa waktu lalu lewat sini untuk mengambil bambu di Desa Kepanjen. Hari ini saya hendak ambil bambu lagi. Saya tadi dari arah (Desa) Paseban,” kata Roni usai ditolong warga.

Baca Juga:  Rekapitulasi Tingkat PPK Pilbup Sumenep, Paslon Fauzi-Nyai Eva Unggul 11 Kecamatan

Jembatan kayu itu, diketahui menghubungkan Desa Kepanjen dan Desa Paseban. Untuk melewati jembatan itu, masyarakat yang melintas harus membayar dengan sejumlah uang.

“Mungkin karena dibangun swadaya katanya, jadi yang melintas harus bayar. Saya juga bayar Rp 10 ribu. Tapi pas saya baru jalan, ada bunyi kayak retakan gitu, langsung saya dengan truk jatuh ke sungai itu,” ujar pria yang juga warga Desa Paseban, Kecamatan Kencong ini.

Roni diketahui hanya mengalami luka ringan, jatuh ke dalam sungai sedalam 6 meter dan sampai harus mendapat pertolongan warga. Sementara truk yang dikendarainya masih berada di dasar sungai yang kebetulan tidak ada airnya itu.

“Kurang lebih 5 kilometer dari sini (lokasi truk jatuh ke sungai) ke arah timur. Arah ke Pantai Pancer, (Kecamatan) Puger. Makanya terpaksa lewat sini. Tapi ya malah apes,” ungkapnya.

Baca Juga:  'Ngilmu' Pariwisata, Pemdes Buko Demak Hadirkan Kades Sekapuk Gresik Abdul Halim

Akibat kejadian itu, Roni pun mengaku kesusahan karena harus menyewa derek untuk mengangkat truknya dari dasar sungai.

“Niat mencari untung (mengambil bambu) malah rugi, karena harus cari derek, masih ditambah memperbaiki truk yang rusak,” ucapnya.

Sementara itu, menurut Salah Seorang Warga Desa Kepanjen, Solehudin, jembatan kayu itu dibangun atas swadaya masyarakat untuk memotong jarak cukup jauh jika ingin menuju Desa Paseban.

“Daripada memutar sejauh 5 kilometer, jadi dibangunlah jembatan kayu ini. Karena swadaya ya mampunya membangun jembatan seperti ini,” kata pria yang akrab dipanggil Soleh ini.

Baca Juga:  Para Orang Tua Wajib Waspada, Pria Tak Dikenal Bagikan Jajanan Anak Berisi Potongan Silet dan Biji Staples

Ia mengatakan, jembatan kayu itu sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu. “Mungkin sudah puluhan tahun. Tapi saya lupa jelasnya kapan dibangun. Tapi sekitar dua atau tiga tahun yang lalu diperbaiki untuk mengganti kayu-kayu yang sudah lapuk,” jelasnya.

Karena dibangun swadaya, diakui oleh Soleh memang ada tarikan biaya bagi masyarakat yang melintas.

“Tujuan tarikan itu, untuk perawatan jembatan tersebut. Karena kan jika ada kayu atau bambu yang perlu diganti, ya diperbaiki. Uangnya dari tarikan itu,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment