Forum Lintas Tokoh Sukses Kawal Percepatan Listrik 12 Jam di Giliraja

0 Komentar
Reporter : Zainal Arifin
FOTO: Penandatanganan kesepakatan bersama Forum Lintas Tokoh Giliraja bersama Wakil Bupati Sumenep, PLN UP3 Madura dan Anggota DPRD Sumenep, perihal penambahan jam operasional listrik pulau Giliraja.

FOTO: Penandatanganan kesepakatan bersama Forum Lintas Tokoh Giliraja bersama Wakil Bupati Sumenep, PLN UP3 Madura dan Anggota DPRD Sumenep, perihal penambahan jam operasional listrik pulau Giliraja.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Forum Lintas Tokoh (FLT) Giliraja menginisiasi diskusi publik bertajuk “Listrik Giliraja: Antara Terang dan Gelap!” sebagai upaya mendorong percepatan realisasi layanan listrik selama 12 jam di Pulau Giliraja, Minggu (20 April 2025).

Forum tersebut, menjadi ruang aspirasi terbuka antara masyarakat, pemerintah daerah, dan PLN untuk membahas langsung persoalan listrik yang selama ini membelenggu kehidupan warga.

Diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut, menghadirkan empat narasumber penting: Wakil Bupati Sumenep KH. Imam Hasyim, Anggota DPRD Dapil II Ahmadi Yazid, Kepala DPMD Sumenep Anwar Syahroni Yusuf, dan Wakil Manajer PLN UP3 Madura M. Daan Agung. Acara dipandu oleh Ongki Arista sebagai moderator.

Berdasarkan pantauan di lapangan, puluhan tokoh masyarakat dari empat desa di Pulau Giliraja hadir menyampaikan keluhan dan harapan mereka.

Permasalahan utama yang mencuat adalah seringnya terjadi pemadaman listrik tanpa adanya tambahan waktu pengganti, sementara selama ini listrik hanya menyala tujuh jam sehari.

Baca Juga:  Pemkab Sumenep Bentuk Tim Pengumpulan Informasi Peredaran Rokok Ilegal

Dalam kegiatan tersebut, seluruh narasumber menyatakan kesepahaman bahwa listrik merupakan fondasi utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pelayanan publik hanya bisa berjalan maksimal jika kebutuhan dasar seperti listrik terpenuhi.

FLT Giliraja sebagai inisiator forum menekankan bahwa tujuan utama diskusi tersebut adalah memastikan suara masyarakat terdengar langsung oleh para pengambil kebijakan. Selain itu, Diskusi Publik diharapkan menjadi ruang komunikasi yang berkelanjutan antara warga kepulauan dan pemerintah.

Dalam forum tersebut, tak hanya isu listrik yang disuarakan, tetapi juga persoalan infrastruktur lain seperti akses jalan dan jaringan komunikasi yang belum merata. Masyarakat berharap diskusi ini menjadi langkah awal dari perubahan nyata.

Perwakilan Forum Lintas Tokoh Giliraja K. Moh. Adam menyampaikan, dialog publik tentang listrik ini digelar untuk memberikan wadah kepada warga Giliraja menyampaikan keluh kesah kondisi PLN selama ini di pulau Giliraja.

Diskusi terbuka mencari solusi terbaik dengan para pemangku kebijakan baik PLN Madura, eksekutif dan legislatif menjadi alternatif agar bisa duduk bersama mencari solusi untuk kemajuan pulau Giliraja.

Baca Juga:  Mengenal Lebih Dekat Pimpinan DPRD Sumenep H. Indra Wahyudi

“Insya Allah tidak ada kepentingan lain dari kegiatan ini, murni untuk kemajuan Giliraja, karena jika listrik nantinya sudah bisa 24 jam maka segala sektor akan merasakan dampak baiknya,” sebutnya.

Wakil Bupati Sumenep KH. Imam Hasyim menegaskan, pemerintah kabupaten berkomitmen menghadirkan solusi nyata atas kebutuhan dasar masyarakat tersebut. Menurutnya, sebagai bentuk nyata atas komitmennya untuk berpihak kepada masyarakat, maka Pemkab Sumenep bersama PLN akan merealisasikan penerangan listrik 12 jam di Pulau Giliraja pada Mei 2025.

“Kami bersama PLN telah menyepakati, insyaAllah mulai Mei 2025, listrik di Giliraja akan menyala selama 12 jam per hari,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumenep Dapil II Akhmadi Yasid, menyambut baik inisiatif FLT Giliraja yang menurutnya telah menjadi jembatan penting antara masyarakat dan pemangku kebijakan.

Baca Juga:  Pergantian Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sumenep Tuai Polemik

“Diskusi seperti ini memperkuat pengawasan publik. Dan kami, di legislatif, siap mengawal agar janji ini benar-benar terealisasi,” katanya.

Kepala DPMD Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf, menyampaikan bahwa keberhasilan program listrik 12 jam ini tidak cukup hanya dengan komitmen dari pemerintah dan PLN. Kata dia, sinergi dengan pemerintah desa sangat penting, demi merealisasikan rencana tersebut.

“Soal pemeliharaan pohon yang mengganggu jaringan misalnya, itu butuh partisipasi aktif dari masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Manajer PLN UP3 Madura, M. Daan Agung, menegaskan kesiapan teknis pihaknya dalam mewujudkan peningkatan durasi layanan listrik. Bahkan, pihaknya telah menyiapkan 5 mesin untuk mendukung operasional penerangan listrik di Pulau Giliraja.

“Kami terus lakukan persiapan. Tapi kami juga butuh dukungan di lapangan, agar operasional bisa berjalan tanpa hambatan,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment