Wabup Sumenep dan PLN Madura Pastikan Listrik Giliraja Segera Nyala 12 Jam

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Dialog Publik yang digagas Forum Lintas Tokoh (FLT) Giliraja, Kecamatan Giligenting, menghadirkan Wakil Bupati Sumenep, Manager PLN UP3 Madura dan Anggota DPRD Sumenep. Minggu (20 April 2025), di Ponpes Al-Arief Jate.

FOTO: Dialog Publik yang digagas Forum Lintas Tokoh (FLT) Giliraja, Kecamatan Giligenting, menghadirkan Wakil Bupati Sumenep, Manager PLN UP3 Madura dan Anggota DPRD Sumenep. Minggu (20 April 2025), di Ponpes Al-Arief Jate.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Wakil Bupati KH. Imam Hasyim memastikan mewujudkan harapan warga pulau Giliraja, listrik dapat beroperasi selama 12 jam dalam sehari.

Dialog Publik yang digagas Forum Lintas Tokoh (FLT) Giliraja, Kecamatan Giligenting, Minggu (20 April 2025) dengan menghadirkan Wakil Bupati Sumenep, Manager PLN UP3 Madura dan Anggota DPRD tergolong sukses.

Harapan lama warga Pulau Giliraja akhirnya mulai terjawab. Pemerintah Kabupaten Sumenep bersama PLN UP3 Madura memastikan bahwa mulai Mei 2025 pasokan listrik di pulau yang terdiri dari empat desa itu akan menyala sempai pagi.

“Alhamdulillah sudah ada kesepakatan dengan PLN. Bulan depan (Mei,red), insya Allah, listrik di Giliraja akan menyala selama 12 jam. Ini langkah awal sebelum kita dorong menuju layanan 24 jam,” ujar KH Imam Hasyim di hadapan peserta diskusi.

Baca Juga:  Mudik Gratis Jakarta-Sumenep, Kepedulian Bupati Cak Fauzi Disambut Antusias Perantau

Menurutnya, inisiatif tersebut, merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat pemerataan pembangunan, termasuk di wilayah kepulauan. Giliraja, tegas Wabup, bukan daerah yang bisa dipinggirkan dalam agenda pembangunan Sumenep.

“Giliraja ini bagian dari Sumenep. Dalam janji politik kami, tidak ada dikotomi antara daratan dan kepulauan. Semuanya punya hak yang sama untuk maju,” imbuhnya.

Dia menilai, diskusi publik yang difasilitasi oleh FLT Giliraja tersebut, menjadi ruang strategis untuk memperkuat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan PLN. Bahkan, dalam forum tersebut, disepakati pula fakta integritas antar pihak sebagai bentuk komitmen bersama.

Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas elemen, mulai dari Forkopimka, kepala desa, tokoh agama, aparat keamanan, hingga masyarakat.

Sementara dari sisi kesiapan teknis, Wabup Kiai Imam menyebutkan bahwa sudah ada lima mesin listrik yang siap dioperasikan untuk mendukung layanan 12 jam.

Baca Juga:  Raih Juara I Lomba Desa Tingkat Kabupaten, Pemdes Lobuk Wakili Sumenep Berkompetisi di Jawa Timur

Masalah air yang sebelumnya menjadi kendala pun telah ditangani, dengan dukungan penyediaan tandon oleh PLN dan solusi distribusi oleh camat serta kepala desa.

“Saya sangat apresiasi adanya kesepakatan bersama ini. Biar menjadi ikatan moral agar pelaksanaan program ini benar-benar serius dan terjaga,” kata ketua DPC PKB Sumenep ini.

Sementara itu, Wakil Manager PLN UP3 Madura M Daan Agung menyampaikan, realisasi listrik 12 jam tersebut merupakan bagian dari rencana bertahap yang sudah dirancang sejak lama. Hanya saja, tantangan operasional dan biaya investasi menjadi salah satu alasan keterlambatan.

Ia menambahkan, bahwa faktor geografis Giliraja yang berada di kepulauan turut menjadi tantangan tersendiri dalam mobilisasi peralatan.

Baca Juga:  Lewat Panggung Kreasi Anak Negeri, Satpol PP bersama Bea Cukai Madura Sosialisasikan Bahaya Rokok Ilegal

“Kendala utamanya adalah operasional PLTD yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Selain mahal, ini juga sudah tidak sejalan dengan semangat energi baru terbarukan (EBT),” jelasnya.

Meski demikian, ia memastikan bahwa secara teknis, PLN telah siap menjalankan operasi 12 jam mulai Mei mendatang. Mesin-mesin yang ada saat ini juga akan dimaksimalkan sebagai penopang utama.

Pihaknya menekankan, PLN memiliki prinsip bahwa infrastruktur adalah untuk semua masyarakat, dan listrik termasuk salah satunya. Maka dari itu, Daan berkomitmen untuk merealisasikan rencana penyalaan listrik 12 jam di pulau Giliraja dengan harapan turut mendukung akses pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi yang lebih baik.

“Kami sebagai BUMN, komitmen terhadap kesepakatan ini. Tugas PLN memang untuk melistriki masyarakat, di manapun mereka berada,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment