Amos Bersholawat, Ajak Masyarakat Teladani Nabi Muhammad SAW

0 Komentar
KH. Izzul Muttaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Huda, Ganding, Sumenep, saat menyampaikan tausiyahnya.

KH. Izzul Muttaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Huda, Ganding, Sumenep, saat menyampaikan tausiyahnya.

SUMENEP, (WARTA ZONE) — Bekerjasama dengan Mushalla Al-Muhaimin, Asosiasi Media Online Sumenep (AMOS) menggelar Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2020/1442 Hijriah.

Maulid Nabi ini digelar di halaman Mushalla Al Muhaimin di Dusun Meddelan Timur, Desa Meddelan, Kecamatan Lenteng, Jum’at (20/11) malam. Sebagai penceramah, KH. Izzul Muttaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Huda, Ganding, Sumenep.

Pada pelaksanaannya, AMOS bershalawat bertema “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW Untuk Keselamatan Dunia Akhirat” ini dimeriahkan Kelompok Al-Banjari Nuruttaqwa dari Desa Cangkreng, Kecamatan Lenteng. Selain itu, ada juga penampilan tari islami dari santriawati Mushalla Al-Muhaimin.

Dalam sambutannya, Ketua AMOS, Ahmadi Muni mengungkapkan, kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan kegiatan rutin komunitas jurnalis yang dipimpinnya, di samping kegiatan-kegiatan lain yang memang teragenda.

“Kami kira menjadi wajib bagi kita untuk bermaulid, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Kita sebagai ummat beliau, merupakan ummat paling istimewa jika dibandingkan dengan umat nabi-nabi sebelumnya,” katanya dihadapan ratusan undangan dalam bahasa Madura.

Ahmadi juga mengungkapkan, ada sesuatu yang istimewa pada pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad 1442 Hijriah yang digelar AMOS ini. Keistimewaan itu, jika sebelumnya AMOS menggelar Maulid dengan melibatkan internal, tahun ini bisa melibatkan masyarakat Desa Meddelan melalui kerjasama dengan Mushalla Al-Muhaimin di desa tersebut.

“Kami ucapkan banyak terimakasih terhadap masyarakat Desa Meddelan, utamanya bagi keluarga besar Mushalla Al-Muhaimin. Karena kami bisa diterima dengan baik di sini. Terimakasih pula atas sumbangsih seluruh masyarakat di sini, baik bantuan pemikiran dan semacamnya,” tambahnya.

“Kami mohon maaf manakala ada kekurangan, ada kesalahan, baik dari tutur kata, maupun tindakan yang kurang berkenan di hati masyarakat di sini, utamanya bagi keluarga besar Mushalla Al-Muhaimin,” sambungnya.

Sementara itu, KH. Izzul Muttaqin dalam tausiyahnya menjelaskan, bermaulid yang sesungguhnya yakni ketika manusia bisa melaksanakan tiga hal, yakni berdzikir kepada Allah SWT, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan hidup rukun antar sesama manusia.

“Bagaimana cara melaksanakan tiga hal ini?, yakni kita harus meneladani dan mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Maka jika kita bisa melaksanakan tiga hal tersebut, itulah maulid kita yang sesungguhnya,” katanya. (die/bil)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment