Berkunjung ke Sentra WMS, Putri Indonesia Jawa Timur Ini Kepincut Batik Rato

0 Komentar
Foto; Runner Up I Putri Indonesia Jawa Timur 2018, tak canghung saat ikut praktek membatik dan mewarnai kain batik di Batik Rato WMS.

Foto; Runner Up I Putri Indonesia Jawa Timur 2018, tak canghung saat ikut praktek membatik dan mewarnai kain batik di Batik Rato WMS.

SUMENEP, (WARTA ZONE) — Batik Rato WMS Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendapat kunjungan sejumlah orang istimewa, kali ini, Runner Up I Putri Indonesia Jawa Timur 2018 bertandang ke sentra batik WMS (Wirausaha Muda Sumenep).

Dalam kunjungannya tersebut, pemilik nama lengkap Ayuk Hartiningsih Ibrahim ini, memuji batik Rato WMS yang memiliki tingkat keunikan berkhas keris. Ayuk berkunjung ke Sentra Batik Rato WMS, Sabtu (21/11/2020). Ia datang bersama Fashion Designer Jawa Timur, Imam Mustafa.

Dalam kunjungannya itu, mereka melihat-lihat koleksi batik khas Sumenep yang dikerjakan para anak muda itu. Berbagai jenis karya batik di galeri Batik Rato WMS tak luput dari perhatian mereka.

Wanita berparas cantik itu menganggap batik Sumenep, khususnya di Rato WMS mempunyai ciri khas tersendiri. Batiknya berbeda dari daerah lain karena menampilkan corak budaya yang ada di Sumenep.

“Batik Sumenep itu memilki ciri khas yang sangat berbeda dari batik yang lainnya. Itu batiknya memiliki ciri khas seperti keris meski setiap motifnya berbeda. Di situ pasti ada gambar keris,” ujar Ayuk Hartiningsih Ibrahim, Putri Indonesia 2018.

Bahkan, selain memiliki corak yang menggoga, Ayuk mengaku cocok dengan bahan batiknya, terbukti saat dikenakan, dirinya sangat merasa nyaman. “Sangat nyaman juga unik pastinya. Karena mereka memiliki banyak motif-motif seperti yang terbaru ada motif ‘Marghumbel’,” terangnya.

Yang terpenting pula, kata Ayuk, berbagai motif yang ada di WMS sangat kekinian, karya-karya yang dihasilkan batik Rato WMS pun pasti bisa bersaing dengan pengrajin batik lainnya.

“Saya sebagai anak muda juga akan ikut membranding dan menshare batik Sumenep agar diketahui masyarakat luas, bahwa batik Sumenep itu tidak bisa dipandang sebelah mata tetapi memiliki khas tersendiri,” imbuhnya.

Ayuk berharap, ke depan Batik Rato WMS semakin sukses dan juga bisa memperkerjakan anak-anak muda lainnya untuk bergiat aktif.

Sementara itu, Fashion Designer Jawa Timur, Imam Mustafa mengaku terpanggil untuk mengorbitkan Batik Rato WMS karena batiknya dikerjakan para anak muda.

“Ini menjadi satu semangat bagi saya sebagai orang asli Sumenep. Ada sentra batik yang dikerjakan dan dikelola oleh anak muda berbakat untuk memperkenalkan budaya mereka dengan cara mereka sendiri,. Ini menjadi keterikatan batin bagi saya dengan wirausaha Muda Sumenep,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Imus tersebut mengaku tak pernah ada kesulitan saat mendesign karya Batik Rato WMS. Itu karena ciri khas batiknya sesuai dengan fashion yang ia dikembangkan.

“Selama ini kesulitannya tidak ada karena pembatik pasti mempunyai ciri khas tersendiri. Itu menjadi tugas saya bagaimana bisa menampilkam ciri khasnya dengan cara saya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fashion Designer yang sudah tenar itu berharap, kedepan Batik Rato WMS tak hanya stagnan namun bisa trus dikembangkan. Itu penting agar para pemuda di Sumenep bisa menyalurkan kreatifitasnya dan merawat kebudayaannya khsusunya dibidang batik.

Dalam kesempatan itu, Puteri Indonesia itu juga melihat proses pembuatan batik. Bahkan mereka tak canghung saat ikut praktek membatik dengan mewarnai kain batik di Batik Rato WMS. (die/bil)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment