Kakek Pemulung Tinggal di Bekas Hutan Jati Kota Jember, Relawan Upayakan Dipindah ke Tempat Layak

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Kakek Pemulung Tinggal di Bekas Hutan Jati Kota Jember, Relawan Upayakan Dipindah ke Tempat Layak

Foto: Nalif Saguniyah Ahab, seorang kakek malang yang sudah lama tinggal di tumpukan banner bekas, Kamis (22/9/2022) sore.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Seorang tunawisma, Nalif Saguniyah Ahab tinggal selama kurang lebih dua tahun di lokasi Hutan Jati Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember.

Kakek yang diperkirakan berumur 80 tahun itu hanya hidup seorang diri, ia tinggal di sebuah gubuk dari tumpukan banner bekas berukuran kurang lebih 1,5 x 2 meter.

Kakek malang itu tampak depresi dan pikun, kendati demikian ia tidak luput dari perhatian masyarakat setempat. Saat ditemui para relawan, kakek tersebut masih bisa diajak berkomunikasi.

Saat ini, kakek malang itu sedang diupayakan untuk dapat dibantu agar bisa mendapat tempat tinggal yang layak.

“Saya sudah lama tinggal di sini. Saya tidak punya keluarga, dan hanya tinggal di sini. Berapa lama? Ya sejak belum ada bangunan yang ada di sekitar hutan jatian ini,” kata Nalif, Kamis (22/9/2022) sore.

Baca Juga:  Berstatus Tahanan Kota, Kades Tersangka Korupsi di Jember Kembali Ngantor di Balai Desa

Sehari-hari, kata Thoif, untuk menyambung hidup dirinya mengumpulkan botol atau bekas makanan plastik.

“Nanti di jual agar bisa mendapat uang. Selain itu juga ada tanaman yang saya rawat sendiri. Ada pohong (ketela pohon), dan lain-lain. Buat makan,” ucapnya.

Terkait kondisi yang dialami oleh Kakek Nalif, sejumlah relawan dari ben seroben dan Tagana Dinsos Jember, melakukan kegiatan asessment.

Hal itu dilakukan untuk membantu Kakek Nalif agar mendapatkan tempat tinggal yang layak.

Kepala Desa Jubung Bhisma Perdana juga membenarkan terkait adanya upaya perhatian dari relawan tersebut.

“Kakek itu sudah tinggal di sana (sekitar hutan jati kota Jember). Kurang lebih 2 tahunan. Orangnya, maaf agak depresi atau mungkin pikun. Terkadang susah diajak komunikasi. Tapi selama ini tidak luput dari perhatian desa,” kata Bhisma.

Baca Juga:  Cara Polisi di Jember Antisipasi Maraknya Balap Liar

Diakui oleh Bhisma, sebelum ada relawan sempat ada upaya dari pemerintah desa setempat untuk berupaya mencarikan tempat yang layak.

“Tapi kita kesulitan untuk berkomunikasi. Alhamdulillah ada relawan ini bisa agak nyambung komunikasi. Mungkin perlu pendekatan ekstra kepada kakek ini,” ujarnya.

Kata Bhisma, Kakek Nalif bukan warga setempat. “Kalau dari logatnya seperti dari daerah Jawa Barat. Tapi untuk kebaikannya dan agar ada tempat layak. Ini dari relawan dan Tagana akan dibantu mencarikan,” ucapnya.

“Namun memang ada kendala soal data adminduk. Nanti kita akan bantu, agar Kakek Nalif mendapat tempat layak,” sambung Bhisma.

Baca Juga:  Pembongkaran Ruko di Jember Timpa Travo Listrik, Berujung Pemadaman

Bhisma juga menambahkan, meskipun tinggal di sekitaran Hutan Jati Kota Jember pemerintah desa setempat juga memantau kondisi Kakek Nalif.

“Karena sudah sepuh (tua) orangnya. Mungkin umur 80 tahunan. Pernah kita tawari pindah tidak mau. Karena sulit komunikasi itu. Akhirnya kita kadang datangi untuk dicek kondisi dan kesehatannya. Masyarakat setempat juga perhatian memberi makan. Tapi bagaimanapun kalau ada yang rawat dan mungkin di tempatkan di Panti Jompo. Itu lebih baik,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment